Eks Ketua DPC PDIP Deli Serdang Tepis Isu Ada Tekanan dari Jenderal

Ilustrasi PDIP Foto: Fitra Andrianto/kumparan

Eks Ketua DPC PDIP Deli Serdang, Sumut, Eko Supianto, membantah tuduhan soal mundurnya ia dari jabatannya akibat adanya tekanan dari seorang jenderal.

Dugaan tekanan tersebut awalnya dilontarkan oleh Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Aswan Jaya.

“Saya bantah. Enggak ada tekan-tekan. Saya Ketum Pujakesuma, mana berani (ada yang tekan),” kata Eko saat dihubungi wartawan, Selasa (21/11).

Ketua Umum Ormas Putera Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) itu mengatakan mundurnya ia sebagai Ketua DPC bahkan dari kader PDIP atas kemauan sendiri. Ia mengaku kesal sebab dituding tidak tegak lurus dengan partai.

“Saya dipanggil dicurigai (dukung Gibran), ya mungkin gitu, saya disuruh klarifikasi, saya enggak mau,” kata Eko.

Tudingan itu muncul usai dirinya bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta beberapa waktu lalu. Di sana, dia juga bertemu dengan putra sulung Jokowi yang juga cawapres, Gibran Rakabuming Raka.

“Ya seperti yang saya bilang kemarin, saya ketemu dengan Presiden Jokowi membahas ekonomi global, enggak bahas politik sama sekali,” jelasnya.

Eko menambahkan, dirinya juga tak punya kedekatan personal dengan Jokowi. Namun, yang hanya ada kedekatan melalui ormas yang dipimpinnya itu.

“Kalau kedekatan personal dengan Pak Presiden enggak (ada), tapi secara organisasi iya. Karena Pak Jokowi ini baik banget sama Pujakesuma, bahkan program kami banyak dibantu,” katanya.

“Jadi Pak Presiden tidak mengarahkan kami (Pujakesuma) ke mana-mana. Enggak cerita politik,” klaimnya.

Mau dirikan partai

Eko mengaku saat ini dirinya masih berfokus untuk mengembangkan ormas Pujakesuma. Namun, dia sudah berencana untuk mendirikan partai politik.

“Saya serius mau dirikan partai, tapi nanti 2029. Mau ngumpulin orang-orang, di luar ormas ya anggotanya. Rencananya Partai Nusantara (namanya),” jelasnya.

Dituding ditekan jenderal

PDIP Sumut meyakini bahwa mundurnya Ketua DPC PDIP Deli Serdang Eko Supianto tidak murni atas kemauan pribadi. Ia menduga ada tekanan atau intervensi dari seorang jenderal.

“Ternyata dia tidak independen, di bawah tekanan pejabat tinggi, seorang jenderal, sehingga memutuskan untuk sikap yang berbeda atas nama Presiden Pujakesuma,” kata Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Aswan Jaya saat dihubungi wartawan, Senin (20/11).