Eks Pegawai Korban TWK, Giri Suprapdiono, Daftar Capim KPK

14 Juli 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK (non aktif) Giri Suprapdiono saat menghadiri debat soal polemik Tes Wawancara Kebangsaan (TWK) pegawai KPK di gedung KPK Merah Putih, Jakarta, Jumat (4/6). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK (non aktif) Giri Suprapdiono saat menghadiri debat soal polemik Tes Wawancara Kebangsaan (TWK) pegawai KPK di gedung KPK Merah Putih, Jakarta, Jumat (4/6). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks pegawai KPK Giri Suprapdiono mendaftarkan diri dalam seleksi Calon Pimpinan (Capim) KPK. Dia sudah melakukan tahap registrasi di laman resmi Pansel KPK dan sisa mengunggah dokumen yang menjadi persyaratan administrasi.
ADVERTISEMENT
“Tinggal submit … kayaknya malam ini. Paling telat besok,” kata Suprapdiono saat dikonfirmasi, Minggu (14/7).
Giri Suprapdiono menjadi salah satu korban Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Dia termasuk yang dibebastugaskan berdasarkan SK yang diteken Ketua KPK Firli Bahuri saat itu.
Kaus hitam bertuliskan 'Berani Jujur Pecat' dipakai oleh perwakilan 75 pegawai KPK yang tidak lolos TWK usai audiensi dengan Komisioner Komnas HAM di Jakarta. Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
Suprapdiono angkatan lama di KPK. Dia mengabdi di KPK sejak 2005 hingga kemudian didepak Firli Bahuri dkk pada Mei 2021.
Selama mengabdi di KPK, 9 tahun di antaranya Giri menjabat sebagai direktur, yakni Direktur Gratifikasi selama 6 tahun dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat selama 3 tahun.
Suprapdiono memutuskan maju menjadi Capim KPK karena dia menilai lembaga antirasuah itu butuh sosok pemimpin yang berintegritas dan berpengalaman dalam pemberantasan korupsi.
“Bukan pemimpin KPK yang hanya untuk dirinya sendiri, bahkan merusak KPK itu sendiri,” ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Mantan penyidik KPK Giri Suprapdiono dkk usai Tes Asesmen di TNCC Polri, Jakarta, Selasa (7/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Reputasi KPK saat ini, yang mendapat kepercayaan publik paling buncit dan dianggap paling buruk dalam sejarah, juga salah satu faktor yang menguatkan tekad Suprapdiono mendaftarkan diri jadi Capim.
“Kita punya tanggung jawab moral mengembalikan reputasi KPK yang hancur. Lulusan korban TWK mempunyai harapan besar bisa mengembalikan nama baik KPK. Kita menjaga nama baik dan kepercayaan publik,” kata Suprapdiono.
Kata dia, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia butuh dipulihkan. Indonesia dinilai mundur 10 tahun ke belakang dalam pencegahan korupsi. Sehingga dia menguatkan diri, mengikuti seleksi pimpinan, untuk mewujudkan harapan baru: mendidik budaya anti korupsi secara benar dan efektif, agar dapat menjadikan Indonesia menjadi negara maju, bermartabat dan sejahtera.
“Terus berikhtiar dan berusaha menjadi bagian anti korupsi. Kita tidak boleh jera, koruptor lah yang harus jera,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Usai terdampak TWK beberapa tahun lalu, Giri Suprapdiono menjadi dosen di praktisi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia (UII). Dia juga tercatat sebagai Analis Kebijakan Ahli Utama Staf Ahli Kapolri sejak tahun 2021.
Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata memberikan keterangan pers usai audiensi bersama Ketua Pansel Capim KPK Muhammad Yusuf Ateh beserta jajaran pansel lainnya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (12/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Update Capim KPK

Per Sabtu (13/7) kemarin, Panitia Seleksi (Pansel) KPK, melaporkan bahwa sudah ada 745 orang melakukan registrasi akun.
Sementara jumlah yang mendaftar sebagai capim sebanyak 138 orang, dan Dewan Pengawas (Dewas) sebanyak 104 orang.
Pendaftaran Capim KPK dibuka sejak 26 Juni 2024. Pendaftaran terakhir besok, 15 Juli 2024.