Eks Pimpinan KPK: 75 Pegawai Tak Lolos TWK Sudah Terapkan Sila 1-5 Pancasila

17 Mei 2021 17:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan pimpinan KPK, Saut Situmorang melambaikan tangan saat tiba untuk menghadiri undangan diskusi di gedung KPK, Jakarta, Senin (7/12).  Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Mantan pimpinan KPK, Saut Situmorang melambaikan tangan saat tiba untuk menghadiri undangan diskusi di gedung KPK, Jakarta, Senin (7/12). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sebanyak 75 pegawai KPK telah dinonaktifkan sampai waktu yang belum ditentukan. Mereka dinilai tidak memenuhi kompetensi wawasan kebangsaan yang menjadi salah satu syarat alih status menjadi ASN.
ADVERTISEMENT
Penonaktifan tersebut memantik kritik dari eks Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang. Saut menilai para pegawai tersebut telah diperlakukan secara tidak adil. Padahal mereka merupakan orang-orang terbaik KPK.
"Kesimpulannya adalah 75 orang ini disaring dengan cara-cara yang tidak fair. Apa yang dimaksud melakukan saringan terhadap orang-orang justru the best, aku menyebutnya top guy. Orang-orang top guy ini sebagai kerugian buat bangsa ini dan secara keseluruhan kemunduran buat bangsa ini," ujar Saut dalam diskusi virtual yang digelar ICW pada Senin (17/5).
Menurut Saut, ideologi kebangsaan 75 pegawai KPK tersebut seharusnya tidak perlu diragukan lagi. Saut mengaku selama 4 tahun mengenal 75 pegawai tersebut telah melaksanakan Pancasila mulai dari sila 1 sampai 5.
ADVERTISEMENT
"75 orang ini sebenarnya orang-orang yang enggak perlu ada keraguan kalau bicara wawasan kebangsaan. Bukan diomongin 'saya Pancasila' tapi perilaku jauh dari Pancasila. Orang-orang ini (75 pegawai KPK) sudah menerapkan sila 1 sampai 5, sudah diterapin kehidupan sehari-hari,"
Ilustrasi KPK. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Sila kesatu, Musala enggak pernah kosong di KPK, Oikumeme tiap jumat. Kemudian melakukan proses KUHAP dengan benar, kalau salah di-challenge, kasus e-KTP di-challenge, nothing to do with tidak cinta kebangsaan, tidak cinta tanah air," lanjutnya.
Bahkan menurut Saut, para pegawai yang tak lolos TWK telah mengamalkan Pancasila lebih dari rata-rata penduduk Indonesia.
Ia mencontohkan Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK, Herry Muryanto, yang termasuk 75 pegawai yang tak lolos. Saut menyebut Herry merupakan pegawai yang bertanggung jawab terhadap jabatannya.
ADVERTISEMENT
"Ideologi mereka lebih Pancasila dari rata-rata penduduk Indonesia, itu terbukti kok dalam kehidupan sehari-hari di rumahnya, termasuk tadi menyinggung Pak Herry, ya. Pak Herry itu sampai kurang tidur sepanjang yang saya tahu, wajahnya kayak begitu mikirin tanggung jawabnya sebagai Direktur Penyelidikan waktu itu," ucapnya.
Eks Wakil ketua KPK Saut Situmorang saat konfrensi pers terkait pengembangan kasus OTT Bupati Cirebon. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Saut berani menyebut kebangsaan 75 pegawai KPK tersebut melebihi penduduk Indonesia lainnya lantaran sudah mengenal mereka sekitar 4 tahun.
"Saya berani mengatakan itu, i know my son, kita tahu anak-anak kita. Siapa yang nakal-nakal sama kita, siapa yang sering bohong segala macam, siapa yang sering kadang-kadang juga tengkar dan pasangannya di rumah, jadi sedetail itu," tutupnya.