Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Eks Pimpinan KPK: Saat ini, Anda Tak Bisa Mengharapkan Apa-apa dari KPK
29 Agustus 2021 16:37 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Wakil Ketua KPK periode 2015-2019, Saut Situmorang meragukan masa depan dari upaya pemberantasan korupsi yang tengah dilakukan KPK saat ini.
ADVERTISEMENT
Tak hanya telah terkikis akibat adanya Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang dinilai bermasalah, integritas kelima pimpinan disebut jadi permasalahan lain dari terpuruknya penanganan rasuah di KPK.
Saut bahkan berani menyebut bahwa ada 3 dari 5 pimpinan KPK di era Firli Bahuri Cs yang dianggapnya bermasalah. Kondisi tersebut jelas tak menguntungkan bagi kerja-kerja yang dilakukan KPK saat ini.
"Saya melihat bahwa kalau memang kita pingin memberantas korupsi dengan seperti apa yang dimaksud oleh reformasi dengan situasi struktur organisasi seperti sekarang ini dengan yang di dalamnya masih bagian dari masalah, Anda tidak bisa mengharapkan apa-apa dari KPK," ujar Saut dalam diskusi yang disiarkan di kanal YouTube ICW, Minggu (29/8).
"Sudah jelas dari 5, tiga bermasalah. Satu kurang umur okelah enggak apa-apa, jadi kalau divoting itu yang berintegrity itu cuma satu orang," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi tak menguntungkan bagi KPK itu, kata Saut, diperparah dengan pandangan pimpinan era ini yang menganggap bahwa korupsi dapat ditangani melalui sistem pencegahan.
Padahal, menurutnya, pencegahan hanyalah salah satu metode dari keseluruhan sistem pemberantasan korupsi. Sehingga, ia menekankan bahwa memberantas korupsi tak bisa hanya dilakukan dengan satu metode.
"Jangan lupa kerja KPK itu koordinasi, supervisi, monitoring, pencegahan, penindakan. Tiga paket itu embedded satu sama lain. Anda tidak bisa bilang pencegahan, pencegahan enggak. Koordinasi, supervisi, penindakan, pencegahan, monitoring, itu jadi satu. Anda juga enggak bisa memakai teori yang satu menutup teori yang lain," ucap Saut.
Situasi tersebut, kata Saut, bahkan diperparah dengan dimunculkannya sejumlah terobosan atau program yang dianggapnya sama sekali jauh dari hal yang dilakukan KPK secara lembaga. Salah satu program yang dimaksud Saut itu yakni dengan mengajak para mantan napi korupsi untuk ikut aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan dampak dari korupsi itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Pakai mantan tahanan untuk kemudian menjelaskan, menginspirasi orang untuk tidak korupsi. Tapi Anda lupa teori lain bahwa di Indonesia itu ada yang namanya teori paternalistik. Makanya di KPK itu kan selalu bicara risiko," tegas Saut.
Rentetan hal dan fakta yang terjadi pada KPK sekarang inilah yang menurut Saut makin menggambarkan tak layaknya para pimpinan KPK periode ini.
"Anda bisa bayangkan, dalam keadaan seperti itu kita mau membersihkan Indonesia yang APBN-nya seperti itu, utang luar negerinya seperti itu, bansosnya seperti itu, kemudian masyarakatnya juga masih sedang sakit. Kemudian mereka (pimpinan KPK) bisa men-trigger apa?" kata Saut.