Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Eks PM Malaysia Muhyiddin Yassin Akan Didakwa atas Kasus Korupsi
9 Maret 2023 14:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Eks Perdana Menteri Malaysia ke-8, Muhyiddin Yassin , akan didakwa atas tuduhan tindak pidana korupsi pada Jumat (10/3). Informasi tersebut muncul usai Muhyiddin menghadiri panggilan Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) hari ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, kabar dakwaan korupsi Muhyiddin disampaikan langsung oleh Kepala MACC, Azam Baki, pada Kamis (9/3). Namun, dia belum memberikan rincian lebih lanjut, selain mengatakan bahwa Muhyiddin telah menjalani pemeriksaan oleh penyidik di MACC.
Sementara itu, Muhyiddin telah membeberkan kabar pemanggilan oleh MACC dalam sebuah postingan di Facebook. Tidak diketahui alasan di balik pemanggilan tersebut — bersamaan dengan postingan itu, dia hanya membantah laporan media soal penangkapannya di hari sebelumnya.
Pemanggilan ini terjadi, menyusul serangkaian tuduhan penyalahgunaan program pemerintah yang diluncurkan semasa kepemimpinannya, sejak 2020 hingga 2021.
Lebih lanjut, sejak pemilu Malaysia digelar pada November 2022 lalu, Muhyiddin dan partainya, Bersatu, telah menjadi subjek investigasi korupsi oleh MACC.
Hal ini lantaran dua pemimpin dari Partai Bersatu telah didakwa oleh MACC atas tuduhan penyuapan dalam proyek pemulihan ekonomi yang diluncurkan oleh Muhyiddin saat masih menjabat sebagai PM.
ADVERTISEMENT
Muhyiddin pun telah diinterogasi oleh MACC pada Januari lalu terkait proyek yang sama dan rekening bank milik Partai Bersatu telah dibekukan.
Sementara penyelidikan itu didorong oleh PM Malaysia saat ini, sekaligus saingan Muhyiddin saat pemilu, Anwar Ibrahim.
Dia memerintahkan peninjauan ulang proyek-proyek pemerintah senilai miliaran dolar yang telah disetujui Muhyiddin — termasuk program bantuan COVID-19, lantaran proyek-proyek tersebut dilaporkan tidak berjalan sesuai prosedur.
Muhyiddin yang kini berada di pihak oposisi, membantah tuduhan tersebut. Dia menyebutnya sebagai balas dendam politik semata.
Muhyiddin dan Anwar sempat bersaing dengan ketat dalam pemilu, yang berujung pada ketidakpastian di parlemen. Hal itu dikarenakan tidak ada satu pun kandidat yang memenangkan suara mayoritas di parlemen — termasuk Anwar.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, Raja Malaysia, Al-Sultan Abdullah dari Pahang pun turun tangan. Atas keputusan kerajaan, pada Kamis (24/11/2022) Anwar ditunjuk sebagai PM usai dia membentuk koalisi dengan partai-partai politik lainnya.