Eks Presiden Pakistan Pervez Musharraf Meninggal Dunia

6 Februari 2023 5:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Perdana Menteri Pakistan, Pervez Musharraf.  Foto: AFP/FAROOQ NAEEM
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Perdana Menteri Pakistan, Pervez Musharraf. Foto: AFP/FAROOQ NAEEM
ADVERTISEMENT
Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf meninggal di Dubai pada Minggu (5/2) setelah sakit berkepanjangan. Dia meninggal di usia 79 tahun.
ADVERTISEMENT
Musharraf merupakan mantan jenderal bintang empat yang merebut kekuasaan setelah kudeta militer 1999, meninggal di rumah sakit di Dubai, tempat dia tinggal di pengasingan sejak 2016. Jenazahnya akan diterbangkan ke Pakistan untuk dimakamkan pada Senin (6/2) berdasarkan keterangan dari Geo News.
"Saya menyampaikan belasungkawa saya kepada keluarga Jenderal Pervez Musharraf," kata Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif di Twitter, dikutip dari Reuters.
"Semoga arwah almarhum beristirahat dalam damai," sambung dia.
Musharraf menderita penyakit organ langka yang disebut amiloidosis, dan dirawat di rumah sakit sejak tahun lalu setelah sakit kritis, kata pihak keluarganya.
Pada masa pemerintahannya, dia menarik investasi asing ke Pakistan, menjadikan pertumbuhan ekonomi negara tersebut terkuat selama ia memimpin. Dia juga mendapatkan dukungan dari militer atas sikap kerasnya kepada militan.
ADVERTISEMENT
Namun, keberhasilan pemerintahannya pun diwarnai dengan silang pendapat, berujung penangkapan saingan politiknya seperti Sharif yang saat ini menjadi perdana menteri. Kemudian, dia juga pernah memberlakukan keadaan darurat selama hampir enam minggu, menangguhkan konstitusi dan menyensor media.
“Dia gagal membangun popularitas awalnya untuk mempengaruhi reformasi ekonomi dan politik yang berkelanjutan dan menjadi tawanan kekuatan militer dan kepentingan pribadi,” kata Shuja Nawaz, penulis beberapa buku tentang militer Pakistan dan anggota lembaga think-tank AS Atlantic Council.
Mantan Perdana Menteri Pakistan, Pervez Musharraf. Foto: AFP/FAROOQ NAEEM
Sebagai lulusan dari sekolah menengah Kristen, Musharraf sangat ingin Pakistan memeluk Islam liberal, sebuah pendekatan yang meningkatkan daya tariknya di Barat setelah serangan 9/11 di Amerika Serikat.
Musharraf bergabung dengan apa yang disebut Washington sebagai "perang melawan teror", memberikan pasukan AS akses darat dan udara ke Afghanistan untuk mengejar militan al-Qaeda.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini bertentangan dengan dukungan lama Pakistan untuk Taliban, yang pada saat itu menguasai Afghanistan, dan menjadikan Musharraf target kelompok militan domestik. Dia selamat dari setidaknya empat percobaan pembunuhan.
Tehreek-e-Taliban Pakistan, sebuah kelompok payung organisasi militan Pakistan yang dibentuk setelah tindakan keras Musharraf terhadap ekstremis merespons kematian sang eks presiden.
"Ini adalah panglima militer terkenal yang menjual kehormatan dan rasa hormat negara," dalam sebuah pernyataan kelompok tersebut.
Dalam memoar tahun 2006, Musharraf mengatakan dia 'menyelamatkan' Pakistan dengan bergabung dalam kampanye melawan al-Qaeda. Dia juga berhasil melobi pemerintahan mantan Presiden AS George W. Bush untuk menggelontorkan uang ke militer Pakistan, satu yang paling kuat di Asia Selatan.
Di dalam negeri, pemerintahan tangan besi Musharraf menimbulkan kekacauan. Keadaan darurat pada tahun 2007 bertujuan untuk memadamkan protes yang dipicu oleh tindakan keras terhadap peradilan dan media.
ADVERTISEMENT
Pada tahun yang sama, pemerintahnya dikritik karena tidak memberikan keamanan yang cukup menjelang pembunuhan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto oleh Taliban Pakistan, saingan politik yang terbunuh saat berkampanye untuk pemilihan nasional.
Tentara Al-Qaeda. Foto: Reuters/Feisal Omar
Partai yang didukung Musharraf kalah dalam pemungutan suara, yang diadakan beberapa bulan kemudian pada tahun 2008. Menghadapi pemakzulan oleh parlemen, dia mengundurkan diri dan melarikan diri ke London.
Musharraf kembali ke Pakistan pada 2013 untuk mencalonkan diri sebagai parlemen tetapi langsung didiskualifikasi. Dia berangkat ke Dubai pada 2016, dan dijatuhi hukuman mati in absentia tiga tahun kemudian, karena keadaan darurat. Putusan itu kemudian dibatalkan.
Salah satu mantan pembantu politik Musharraf mengatakan kepada Geo News bahwa ia akan dimakamkan di Karachi, kampung halaman keluarganya, atau Rawalpindi, markas besar tentara.
ADVERTISEMENT
Musharraf merupakan sekutu penting AS dalam kampanye melawan al-Qaeda menyusul serangan kelompok militan itu pada 11 September 2001.