Eks Striker Manchester City Dicalonkan Jadi Presiden Georgia

28 November 2024 14:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres Georgia eks Striker Manchester City, Mikheil Kavelashvili Foto: AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Capres Georgia eks Striker Manchester City, Mikheil Kavelashvili Foto: AP Photo
ADVERTISEMENT
Partai penguasa Georgia mencalonkan Mikheil Kavelashvili sebagai presiden, pada Rabu (27/11). Kavelashvili adalah eks penyerang Manchester City.
ADVERTISEMENT
Kavelashvili bergabung dengan City pada musim 1995-1999. Semusim bergabung dengan City, Kavelashvili mencetak tiga gol dari 28 pertandingan.
Adapun karier politik Kavelashvili dikenal karena sikap pro-Rusia dan anti-Barat. Kavelashvili menjabat sebagai deputi ketua parlemen Georgia.
Mikheil Kavelashvili Foto: AP Photo
Kavelashvili adalah pendiri dari partai People Power. Partai itu adalah pecahan dari penguasa Georgia dan pemenang pemilu parlemen, Partai Impian.
Pemilu parlemen di negara pecahan Uni Soviet ini pada 2024 menjadi sorotan dunia. Sebab, Barat menduga adanya intervensi Rusia pada pemilu Georgia pada 26 Oktober.
Presiden Georgia saat ini Salome Zurabishvili bahkan sempat mengumumkan pemerintahan baru hasil pemilu tidak sah dan penuh kecurangan yang dilakukan kelompok pro-Rusia.
Di tengah pertikaian politik, ketika menerima pencalonannya sebagai calon presiden, Kavelashvili berjanji akan menyatukan kembali rakyat yang terpecah saat pemilu.
ADVERTISEMENT
“Saya akan melakukan apa pun untuk menyatukan rakyat Georgia sesuai kepentingan nasional, identitas nasional, nilai kami, dan ide kemerdekaan Georgia,” ucap Kavelashvili seperti dikutip dari AFP.
Pemilu presiden Georgia akan digelar pada 14 Desember 2024. Pelaksanaan pemilu ditolak kelompok oposisi yang menyebutnya sebagai tindak ilegal tak sesuai konstitusi.

Serangan Terhadap Barat

Mikheil Kavelashvili Foto: Vano SHLAMOV/AFP
Sebelum ditunjuk sebagai Presiden, Kavelashvili pada September lalu menyebut oposisi berupaya menghancurkan konstitusi. Dia menuding tindakan itu adalah instruksi dari Pemerintah AS.
Kemudian pada Juni 2024, dia menuduh sejumlah anggota Kongres AS akan membuat Georgia kacau bak Ukraina. Dia turut menduga adanya rencana menyebarkan kekerasan di Georgia.
Sementara itu, meski jabatan presiden lebih banyak punya peran seremonial, penunjukan Kavelashvili diduga berbagai pihak ditujukan untuk memperkuat pengaruh dan kekuasaan politik kelompok pro-Rusia di Georgia.
ADVERTISEMENT