Eks Wakapolri Syafruddin Bantah Ditawari Posisi Waketum Demokrat oleh Moeldoko

15 Maret 2021 16:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komjen (Purn) Syafruddin memimpin rapat persiapan acara pengukuhan dan pelepasan atlit di Sekertariat CdM, STIK PTIK, Jakarta, Kamis (2/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komjen (Purn) Syafruddin memimpin rapat persiapan acara pengukuhan dan pelepasan atlit di Sekertariat CdM, STIK PTIK, Jakarta, Kamis (2/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks Wakapolri Komjen (Purn) Syafruddin buka suara soal isu kubu Demokrat hasil KLB Deli Serdang, Sumatera Utara, sempat menawari dirinya untuk bergabung menjadi Waketum Demokrat.
ADVERTISEMENT
Ia menegaskan dirinya tidak pernah ikut terlibat dalam konflik di internal Partai berlogo Mercy itu.
"Saya membantah keras," kata Syafruddin kepada kumparan, Senin (15/3).
Menurut Deputi Balitbang Demokrat, Syahrial Nasution, dirinya mendapatkan pada awalnya Syafruddin dihubungi oleh Marzuki Alie dan Darmizal untuk menjadi Waketum Demokrat namun menolak.
Syafruddin di RSPAD Gatot Soebroto. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Setelah mendapat penolakan, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) TNI Moeldoko langsung turun dan menawarkan hal serupa kepada Syafruddin. Namun, hasilnya tetap sama, eks MenPANRB itu tetap menolak.
Syafruddin kembali menegaskan, dirinya tidak pernah diajak ikut untuk bergabung dengan Demokrat. Termasuk informasi ajakan dari Moeldoko.
"Saya membantah pernah diajak gabung oleh Moeldoko dan Marzuki Ali bergabung dalam kepengurusan Partai Demokrat hasil KLB Deli Serdang," tutup dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Syahrial mengaku tidak masalah jika Darmizal, Marzuki Alie hingga Syafruddin membantah informasi tersebut. Namun ia menyinggung sikap Moeldoko yang sempat membantah tudingan terlibat upaya kudeta Demokrat.
"Jadi informasinya dibantah enggak apa sama halnya dengan Moeldoko begitu, ketum Demokrat Mas AHY menyampaikan ada gerakan melibatkan orang luar orang dekat istana terlibat untuk iming-imingi pengurus partai Demokrat melaksanakan KLB dengan tawaran, dibantah," kata Syahrial.
"Malamnya, ehh begitu diungkapkan lagi faktanya akhirnya ngakunya ngopi-ngopi tapi kan dia bilangnya tidak mungkin mengudeta Pak SBY atau Mas AHY. Ternyata tanggal 5 Maret kejadiannya ada (KLB)," tutup dia.
Moeldoko (tengah) tiba di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara. Foto: Endi Ahmad/ANTARA FOTO