Eks Wapres AS: Sejarah Akan Minta Tanggung Trump soal Penyerbuan Capitol

12 Maret 2023 12:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden AS Mike Pence saat debat kampanye wakil presiden di kampus Universitas Utah, Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, (7/10). Foto: REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden AS Mike Pence saat debat kampanye wakil presiden di kampus Universitas Utah, Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, (7/10). Foto: REUTERS
ADVERTISEMENT
Eks Wakil Presiden AS Mike Pence kembali berbicara kasus kerusuhan di Capitol AS yang terjadi pada 6 Januari 2021. Kerusuhan itu dipicu oleh simpatisan Donald Trump yang tidak menerima kekalahan di Pilpres AS 2020.
ADVERTISEMENT
Pence mengatakan, sejarah akan meminta pertanggung jawaban Donal Trump atas serangan di Capitol AS.
Ketika kerusuhan terjadi, Pence menjadi saksi. Ia berada di Capitol ketika ribuan pendukung Trump menerobos gedung dalam upaya untuk menghentikan Kongres mengesahkan hasil Pilpres 2020 saat Trump kalah dari Joe Biden.
"Presiden Trump salah," kata Pence kepada wartawan di jamuan makan malam Gridiron di Washington, D.C, dikutip dari Reuters, Minggu (12/3).
"Saya tidak punya hak untuk membatalkan pemilihan, dan kata-katanya yang sembrono membahayakan keluarga saya dan semua orang di Capitol hari itu, dan saya tahu bahwa sejarah akan meminta pertanggungjawaban Donald Trump," ucap Pence.
Mantan Presiden AS Donald Trump berbicara dalam rapat umum menjelang pemilihan paruh waktu, di Mesa, Arizona, AS, Minggu (9/10/2022). Foto: Brian Snyder/REUTERS
Lebih jauh, Pence mengatakan kerusuhan di Capitol merupakan aib bagi demokrasi AS.
ADVERTISEMENT
"Apa yang terjadi hari itu adalah aib. Itu mengolok-olok kesopanan untuk menggambarkannya dengan cara lain," kata Pence.
"Selama saya hidup, saya tidak akan pernah mengurangi luka yang diderita, nyawa yang hilang, atau kepahlawanan penegakan hukum pada hari yang tragis itu," tutup da.
Sementara Trump belum memberikan tanggapan atas pernyataan Pence ini.
DPR Amerika Serikat atau Capitol Hills. Foto: Sebastian Portillo/Shutterstock
Peristiwa itu bermula ketika Trump menolak hasil pilpres pada November 2020. Presiden AS, Joe Biden, memenangkan pertarungan tersebut. Namun, Trump berupaya membatalkan hasil pemilu.
Pada 6 Januari 2021, ribuan pendukungnya kemudian menyerbu Gedung Capitol. Mereka mengganggu sesi bersama Kongres yang akan mengesahkan kemenangan Biden.
Aksi tersebut menewaskan lima orang dan melukai ratusan lainnya. Selama dengar pendapat, anggota parlemen mengungkap laporan tindakan-tindakan Trump.
ADVERTISEMENT
Trump dikabarkan memberikan pidato berapi-api kepada pendukungnya di dekat Gedung Putih. Dia mengeklaim adanya kecurangan dalam pemilu tersebut.
Trump enggan menginstruksikan pasukan keamanan untuk mengendalikan massa. Dia kemudian meminta para pengunjuk rasa untuk pulang ke rumah. Tetapi, Trump juga memuji mereka sebagai patriot di saat yang bersamaan.
"Saya tidak ingin mengatakan pemilihan sudah selesai," ungkapnya dalam bukti rekaman yang ditampilkan dalam dengar pendapat.