Eksistensi Sulaman Karawo dalam Budaya Dunia Pendidikan di Gorontalo

30 Maret 2023 16:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru dan murid berprestasi di SMKN 2 Gorontalo dan SMPN 1 Telaga Gorontalo. Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Guru dan murid berprestasi di SMKN 2 Gorontalo dan SMPN 1 Telaga Gorontalo. Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Dunia pendidikan di Indonesia terus berkembang. Tugas utama para pemangku kebijakan adalah mengupayakan agar pendidikan itu merata hingga pelosok negeri.
ADVERTISEMENT
Dari Indonesia tengah di sebelah utara pulau Sulawesi, Provinsi Gorontalo yang memiliki banyak potensi dan siswa-siswi yang mempunyai mimpi tinggi.
Fachril Djou (16) contohnya, siswa SMKN 2 Gorontalo ini memiliki mimpi menjadi desainer. Fachril memulai mimpinya dengan bersekolah di jurusan Tata Busana.
“Saya pas masuk sini (SMK 2 Gorontalo) masih gelas kosong, belum ada apa-apanya, menjahit, mendesain. Saya masuk ke sini, saya diajarkan banyak hal," kata Fachril pada acara press tour Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ke Gorontalo, Kamis (29/3).
Siswa kelas 11 jurusan Tata Busana itu terus semangat menciptakan berbagai karya hingga akhirnya bisa dipamerkan pada ajang pameran busana kenamaan di Tanah Air, yakni Indonesia Fashion Week pada Februari lalu.
ADVERTISEMENT
"Dalam waktu satu setengah tahun, saya bisa tampil di Indonesia Fashion Week 2023 sebagai peserta termuda,” katanya.
Fachril membawa 10 baju yang ia desain sendiri ke IFW 2023. Salah satu yang ditonjolkan dari desain baju yang ia rancang adalah paduan antara unsur potongan pakaian modern dengan tenun Karawo, tenun khas Gorontalo yang memiliki motif dan cara menenun yang butuh ketelitian dan ketekunan.
Karawo sendiri adalah bahasa Gorontalo yang artinya sulaman dengan tangan. Tenun Karawo ini dibuat pola yang hingga saat ini pola-pola tenun Karawo mayoritas adalah flora dan fauna, alam dan geometris. Tenun Karawo banyak dipadupadankan dengan pakaian formal atau kain sebagai tanda penyambutan tamu.
“Saya ingin menampilkan sesuatu yang baru, dalam hal ini sulaman Karawo. Karena Karawo ini sebelumnya hanya digunakan oleh kalangan dewasa. Sedangkan anak muda kurang menggemari Karawo tersebut,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
“Dibuat pola-polanya yang mengikuti zaman, karena (IFW) tidak menerima desain yang biasa-biasa saja, harus menampilkan yang kasual,” imbuhnya.
Fachril Djou, Siswa kelas 11 SMKN 2 Gorontalo yang karyanya dipamerkan di Indonesia Fashion Week 2023. Foto: Luthfi Humam/kumparan
Keberhasilan Fachril menembus ajang pameran busana hingga ke Ibu Kota tidak sendiri. Ada peran guru yang mendampingi dan memberikan arahan dan masukan di setiap perjalanan desain dan jahitnya.
Guru pendamping, Ais Djafar dan Rodifa Choirully, menyebut bahwa dengan menjadikan SMK 2 sebagai SMK PK (Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan) itu cukup memudahkan karena adanya kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
“Bagi kami saat ini sangat bermanfaat sekali, khususnya kami sebagai guru bisa mengembangkan potensi peserta didik,” ujar Ais yang juga hadir sebagai pembicara di acara tersebut.
Program SMK PK yang sudah diluncurkan pada 2021 lalu ini bertujuan agar siswa SMK menjadi lebih siap terjun ke dunia kerja setelah lulus sekolah. Misalnya bekerja sesuai dengan jurusan dan peminatan, wirausaha mandiri, atau meneruskan ke tingkat perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
Melalui program SMK PK ini selain ‘Link and Match’ siswa dengan dunia industri, juga menjadi percontohan kepada sekolah di sekitarnya agar bisa meniru dan memodifikasi apa yang sudah baik dari sekolah yang sudah dicek kelayakan untuk dijadikan SMK PK oleh Kemendikbudristek.
“Ini tentunya sangat bermanfaat bagi kami, karena bantuan yang digelontorkan adalah bantuan rehab laboratorium, kemudian peralatan-peralatan berstandar industri,” tutur Rodifa.
Program Guru Penggerak
Sementara itu, untuk peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan hingga pelosok negeri, Kemendikbudristek juga melakukan upskilling guru-guru di luar daerah dengan melakukan program Guru Penggerak.
Program Guru Penggerak ini juga dirasakan manfaatnya oleh sejumlah sekolah di Gorontalo, misalnya SMPN 1 Telaga, Gorontalo yang hampir seluruh gurunya mengikuti program Guru Penggerak.
ADVERTISEMENT
Guru penggerak memiliki tugas untuk mengajar murid sesuai dengan gaya belajar yang dibutuhkan oleh murid. Selain itu, juga menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah.
Baik atau buruknya pendidikan di Indonesia itu akan berpengaruh pada masa depan bangsa Indonesia sendiri. Bukan hanya tugas pemerintah, tugas guru atau tugas dinas pendidikan untuk memajukan dan pemerataan pendidikan di Indonesia. Ini adalah tugas bersama sebagai penerus bangsa.