Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Eksklusif Dubes Israel: Kami Ingin Normalisasi Hubungan dengan Indonesia
15 Juli 2022 17:00 WIB
·
waktu baca 15 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Yang terbaru soal Israel yang berhasil mengamankan tiket Piala Dunia U-20 . Kejuaraan itu akan berlangsung di Indonesia pada 2023 mendatang.
Kabar mengenai kedatangan timnas Israel ke Indonesia lantas menuai sejumlah kecaman dari masyarakat Tanah Air. Peran Israel terhadap kekerasan di Palestina turut diseret dalam perdebatan.
Tidak adanya hubungan bilateral antara Indonesia dan Israel juga ditengarai sebagai salah satu penyebab kontroversi seakan tidak henti berlanjut.
Lantas, bagaimana Israel akan menyikapi penolakan itu? Bagaimana pula mengenai hubungan Israel dengan Indonesia?
Ingin tahu selengkapnya, berikut wawancara eksklusif kumparan bersama Duta Besar Israel untuk Singapura, Sagi Karni:
Bapak Duta Besar terima kasih sudah bergabung bersama kami hari ini.
Terima kasih banyak, terima kasih karena sudah mengundang saya.
ADVERTISEMENT
Tanpa basa-basi mari langsung pada intinya. Indonesia akan menggelar Piala Dunia U20. Masyarakat dan kelompok kemanusiaan Indonesia mengecam keputusan Indonesia mengizinkan Israel ikut serta pada turnamen. Bagaimana pendapat Anda?
Ini masalah sederhana. Turnamennya diselenggarakan oleh FIFA. Artinya, FIFA yang menentukan aturan. FIFA adalah organisasi olahraga internasional, bukan politik, sehingga terbuka untuk semua orang.
Negara mana pun yang ingin menyelenggarakan turnamen FIFA harus menerima regulasinya. Sangat sederhana. Tidak ada yang dapat saya tambahkan lagi.
Berdasarkan keputusan ini, MUI telah meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali keputusannya, terutama karena Israel yang sudah menginjak-injak harkat warga Palestina. Apa tanggapan anda soal ini?
Saya rasa saya telah menjawab pertanyaan ini. Ini adalah turnamen FIFA dan seluruh negara yang ingin menjadi tuan rumah turnamen FIFA harus tunduk pada regulasinya dan harus menerima semua delegasi.
ADVERTISEMENT
Ini bukan konferensi politik, melainkan turnamen sepak bola. Hanya itu saja.
Jadi harus diperjelas ya, bahwa FIFA yang membuat peraturan, dan kita harus mengikuti aturan tersebut. Akankah Israel memberikan pendampingan keamanan bagi tim U-20 saat berlaga di Indonesia nanti?
Saya tidak tahu soal itu. Satu-satunya yang saya tahu adalah tim Israel telah bermain dengan baik, mencapai final Piala Eropa, hampir menang, bahkan kami sempat memimpin hingga paruh waktu. Kami berharap mereka mendapatkan banyak gol dan kemenangan di turnamen nanti. Di luar itu, saya belum mengetahui detail logistiknya.
Menurut anda apakah Israel butuh koordinasi keamanan dengan pihak Indonesia atau FIFA?
Anda tidak berharap saya menjawab pertanyaan terkait keamanan dalam wawancara ini, bukan?
ADVERTISEMENT
Bagaimana Israel mengantisipasi segala bentuk penolakan?
Kami mengantisipasi tim kami akan bermain dengan baik, mencetak banyak gol dan memenangkan sebanyak mungkin pertandingan yang ada. Ini antisipasi kami. Saya ulang lagi bila perlu, ini adalah turnamen sepak bola. Itu saja.
Tapi apakah pemerintah meminta fans dan keluarga tidak datang ke Indonesia nanti?
Sejauh ini, kami belum menyarankan siapa pun untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu terkait turnamen ini. Kita nantikan saja.
Tetapi, sejujurnya, saya berharap kepada Indonesia, yang dikenal di seluruh dunia sebagai negara yang sangat ramah, dan masyarakatnya sangat dermawan, akan menyambut pemain kami, tim kami, dengan sangat sopan. Ini sesuatu yang kami dapat antisipasi.
Pak Duta Besar, meski dengan keberadaan hubungan dagang yang cukup erat, kita bisa melihat usaha-usaha untuk normalisasi hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel belum ada perkembangan. Kemungkinan normalisasi dengan Indonesia sempat digaungkan oleh Presiden Soeharto dan Presiden Abdurrahman Wahid saat masa jabatan mereka, namun hingga hari ini belum menemukan titik terang. Apa pandangan anda terhadap hubungan Indonesia dan Israel sekarang?
ADVERTISEMENT
Sejak kita mulai dengan sepak bola, saya akan melanjutkannya dengan sepak bola. Kami merasa bahwa bolanya berada di lapangan Indonesia (keputusannya ada di tangan Indonesia). Israel tidak memiliki masalah dengan Indonesia. Negara kita sangat jauh secara geografis. Kami tidak memiliki masalah apa pun. Kami sangat terbuka.
Kami mengeluarkan banyak izin turis dan kunjungan bisnis bagi warga Indonesia untuk mengunjungi Israel. Perlu diketahui bahwa sebelum COVID tahun lalu–kami masih memiliki data yang lengkap ada sekitar 40.000 orang Indonesia yang mengunjungi Israel. Saya hanya ingin menunjukkan dua hal:
Satu, bahwa kami sangat terbuka. Kedua, bahwa ada banyak orang Indonesia yang ingin mengunjungi Israel sebagai turis atau pebisnis dan mereka terus berdatangan.
ADVERTISEMENT
Dan kami sangat senang karenanya. Kalau soal politik, seperti yang saya katakan sebelumnya, itu keputusan pemerintah Indonesia.
Keputusannya ada di tangan pemerintah Indonesia. Ini bukan keputusan yang dapat kami buat. Maksud saya, keputusan kami sendiri sudah bulat.
Menurut Anda, apa yang menjadi hambatan dalam membangun hubungan antara Israel dan Indonesia?
Saya tidak ingin menempatkan atau ditempatkan dalam posisi komentator politik Indonesia. Ini terserah pemerintah Anda. Mereka akan membuat keputusan berdasarkan kepentingan mereka. Sesederhana itu. Bukan tugas saya untuk menganalisis alasan, hambatan, halangan, insentif, dan lain-lain secara terbuka.
Tetapi, sepengetahuan Anda, saya juga ingin mengkonfirmasi–sekitar tahun 2020, pemerintahan Trump bersedia menggandakan investasi USD 1 miliar atau setara dengan Rp 14,2 triliun untuk Indonesia, dengan imbalan mengakui bangsa Israel secara lisan. Apakah itu benar?
ADVERTISEMENT
Saya tidak pernah melihat dokumen yang menyatakan atau memverifikasi apa yang baru saja Anda katakan, jadi saya tidak dapat memberikan komentar tentang itu.
Anda belum pernah melihat dokumennya, tetapi pernahkah Anda mendengarnya?
Saya membaca beberapa artikel di berbagai surat kabar yang mengindikasikan hal yang sama, tetapi saya tidak mengetahui detailnya. Saya tidak bisa memberi tahu Anda apakah itu benar, tidak benar, mirip, tidak mirip, dekat atau jauh, dan lain-lain.
Tetapi, saya yakin, akan ada banyak orang di Israel, dan tidak hanya di Israel, di negara lain pula, termasuk di Indonesia, yang akan sangat senang bila dua negara dapat menormalisasikan hubungan dan mengembangkan hubungan diplomatik sepenuhnya.
Jadi dengan tawaran dari Amerika Serikat itu, Anda menegaskan bahwa normalisasi sangat memungkinkan, sebagaimana Israel sendiri akan diuntungkan oleh tawaran itu. Apa pendapat Anda tentang tawaran itu? Mengapa harus Amerika Serikat yang membuat penawaran? Bagaimana menurut Anda?
ADVERTISEMENT
Anda baru saja mengatakan sesuatu yang tidak saya katakan.
Oke, baiklah.
Saya tidak setuju dengan apa yang Anda katakan, jadi mungkin saya harus menjawab hanya untuk memperjelas. Saya mengatakan bahwa akan ada banyak orang di Israel, di Indonesia, dan di negara lain yang akan sangat senang melihat kedua negara kita menormalisasikan hubungan.
Saya tidak merujuk pada pertanyaan Anda sebelumnya karena saya tidak tahu tentang itu. Jadi tidak perlu berspekulasi atau langsung menyimpulkan karena saya tidak mengatakan hal semacam itu.
Itu sebabnya Anda di sini. Kami senang bahwa kita dapat berkomunikasi untuk mengklarifikasi dan mengkonfirmasi berbagai hal. Jadi, mari kita lanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Seperti yang kita ketahui, Israel bukan satu-satunya negara yang tidak memiliki hubungan formal dengan Indonesia. Indonesia dan Taiwan juga menjalin hubungan komersial tanpa hubungan diplomatik. Meskipun Turki masih rutin menentang agresi Israel, negara itu juga telah mempertahankan hubungan yang baik dengan Israel. Tetapi, pertanyaan saya adalah, dengan pertukaran misi perdagangan dan hubungan diplomatik diam-diam yang menyusul setelahnya, apakah itu cukup untuk mencapai efek yang diinginkan Israel?
ADVERTISEMENT
Ya, ada hubungan perdagangan, hubungan ekonomi, karena ada lebih dari sekadar perdagangan yang berlangsung selama beberapa dekade, seperti yang Anda tahu. Seperti yang semua orang tahu.
Namun, menurut saya, potensinya jauh lebih besar. Israel adalah pusat inovasi dan teknologi. Beberapa penonton Anda mungkin terkejut menemukan bahwa Israel memiliki lebih banyak unicorn teknologi, banyak perusahaan teknologi yang bernilai lebih dari satu miliar dolar.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel memiliki unicorn teknologi terbanyak dibandingkan dengan seluruh Eropa bila digabungkan.
Ini hanya untuk memperlihatkan bagaimana pentingnya Israel yang meskipun sebuah negara yang kecil, namun sangat penting di bidang inovasi teknologi. Kami memiliki banyak hal yang dapat ditawarkan dan kami mengadakan perdagangan. Contohnya, dengan banyak negara-negara Muslim dan Arab.
ADVERTISEMENT
Dalam dua tahun terakhir, kami menormalisasikan hubungan melalui hubungan diplomatik dengan beberapa negara Arab Muslim dan kami telah mengadakan perdagangan dengan mereka.
Kami telah saling bertukar pandangan. Kami bertukar teknologi. Kami melakukan investasi bersama. Kami melakukan kerja sama penelitian dan pengembangan.
Faktanya, ada banyak negara-negara di dunia yang ingin menjadikan Israel sebagai mitra bisnis, ingin memiliki hubungan yang baik dengan Israel.
Namun, setiap negara memiliki kepentingannya masing-masing dan kami menghormati itu. Saat ini, ekonomi Israel sangat bagus. Ekspor kami meningkat. Ekspor teknologi kami mencakup lebih dari 50 persen dari total ekspor.
Ini menunjukkan betapa pentingnya teknologi tinggi bagi perekonomian kami. Negara kami baik-baik saja, dengan tingkat pengangguran yang sangat rendah.
ADVERTISEMENT
Kami bangkit dari COVID-19 dengan sangat kuat, sehingga sebagai Duta Besar Israel untuk Singapura, saya dapat memberi tahu Anda bahwa ekonomi Israel, ekosistem teknologi tinggi kami, sangat menarik bagi banyak negara di dunia.
Anda berharap semua kelebihan dan teknologi yang dimiliki Israel akan memajukan hubungan antara Indonesia dan Israel menuju normalisasi di masa depan?
Ya, tentu saja. Ini adalah keinginan kami. Keinginan kami adalah menormalisasikan hubungan. Tetapi, seperti yang saya katakan sebelumnya, diperlukan dua pihak untuk menguraikannya. Untuk sementara, kita dapat melakukan kerja sama bisnis, bertukar barang dan jasa. Situasi ini baik-baik saja. Ini kondisi yang baik.
Tetapi, menurut saya, kita dapat membawanya ke tingkat lebih lanjut demi keuntungan bagi kedua belah pihak. Biar saya tekankan, ini bukan untuk keuntungan Israel saja.
ADVERTISEMENT
Pak Duta Besar, seperti yang saya katakan sebelumnya, ini akan menjadi kesempatan yang sangat baik bagi Anda untuk akhirnya berbicara tentang sudut pandang Anda. Mungkin untuk pertama kalinya–atau setelah bertahun-tahun–Israel belum pernah menyatakan pendapat dan sudut pandangnya secara publik. Sekarang, saya ingin bertanya, bagaimana pandangan Israel terhadap konflik dengan Palestina?
Saya kurang paham mengapa Anda mengatakan bahwa Israel belum menyuarakan pendapatnya. Saya telah beberapa kali berbicara dengan jurnalis asal Indonesia seperti Anda via Zoom.
Israel merupakan negara demokratis yang terbuka dengan kebebasan berpendapat yang sangat ekstrem. Setiap orang Indonesia dapat membaca surat kabar Israel secara online. Contohnya, Jerusalem Post, Ynet, Haaretz, Times of Israel.
Sebenarnya pandangan kami dapat diketahui, politikus kami mengekspresikan dirinya dengan menyeluruh–itu menurut saya.
ADVERTISEMENT
Semua orang yang tertarik untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di Israel tidak harus mengunjungi Israel secara langsung, tetapi dapat membaca berita dari Israel secara online–langsung dari Israel, bukan dari negara ketiga–yang beberapa di antaranya dipublikasikan dalam bahasa Inggris.
Menurut saya, segala informasi dapat diakses. Dan melalui saluran komunikasi tersebut, Anda bisa menemukan tak hanya interpretasi jurnalistik, tetapi juga siaran pers, dan lain-lain. Saya juga merekomendasikannya kepada Anda, kolega Anda, dan penonton Anda yang saya yakin sangat banyak.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mendarat di Israel beberapa jam yang lalu. Akan ada konferensi pers bersama Perdana Menteri Lapid dan pandangan Israel akan didengar.
Anda juga bisa menyaksikannya di CNN, BBC, Bloomberg – dan berbagai media asing lainnya di dunia. Jadi, menurut saya, posisi kami sangat diketahui.
ADVERTISEMENT
Tetapi, bila Anda memiliki pertanyaan yang lebih spesifik, saya dengan senang hati akan menjawabnya.
Pak Duta Besar, pertanyaan yang lebih spesifiknya adalah, Indonesia menentang pendudukan Palestina oleh Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina. Bagaimana pandangan negara-negara seperti pro-kemerdekaan Palestina?
Mari kita mulai dengan faktanya, oke? Saya tidak dapat memberikan kuliah umum selama berjam-jam dalam wawancara ini sebab kita sedang tidak berada di universitas, bukan? Saya akan mencoba menjelaskannya dengan sangat singkat.
Sejarah Israel dan sejarah orang-orang Yahudi di tanah Israel dapat ditarik hingga lebih dari 3000 tahun yang lalu. Yerusalem merupakan ibu kota yang dihuni oleh orang-orang Yahudi ketika Raja Daud menetapkannya sebagai ibu kota dan menyatukan dua kerajaan–Kerajaan Yudea dan Israel.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini terjadi lebih dari 1500 tahun yang lalu sebelum agama Islam muncul. Sejarah kami sangat-sangat kuno dan itu sebelum kekristenan dan sebelum Islam. Israel tidak bisa menduduki tanah yang mana Raja sudah memerintah selama 3000 tahun, oke?
Ini adalah fakta pertama yang tidak diketahui banyak orang. Maafkan perkataan saya, tetapi banyak orang tidak mengetahuinya. Penting untuk mengingatnya.
Ini bukan pelajaran sejarah, tetapi penting untuk mengetahui sejarah. Semua orang yang membaca Alkitab mengetahuinya. Dan jika Anda ingin mengingatnya, Anda dapat membaca kitab-kitab Injil. Kedua, sekarang ada konflik politik antara Israel dan rakyat Palestina. Ada banyak upaya untuk menyelesaikan konflik ini.
Pemerintah Israel telah melakukan banyak upaya serius untuk menyelesaikannya. Sepertinya upaya besar yang mungkin diingat orang adalah Persetujuan Damai Oslo yang pertama ditandatangani pada September 1993 dan yang kedua pada September 1995.
ADVERTISEMENT
Dan, tentu saja, KTT Camp David pada 2000. KTT besar ini terjadi 22 tahun yang lalu. Namun,upaya itu tidak berhasil karena pemerintahan Palestina tidak mau berkompromi sama sekali. Akibatnya, mencapai kesepakatan menjadi tidak memungkinkan.
Ada berbagai upaya dari pemerintahan lain beberapa tahun kemudian. Kenyataannya sekarang adalah orang-orang Palestina sendiri justru terpecah-belah.
Ada otoritas Palestina yang diperintah oleh Mahmoud Abbas yang terakhir kali mengadakan pemilihan umum (pemilu) pada 2006. Mereka tidak mengadakan pemilu sejak itu.
Tingkat demokrasi di sana patut dipertanyakan. Patut dipertanyakan pula, siapa yang diwakili oleh pemerintahan? Karena setengah dari wilayah, setengah dari populasi berada di Jalur Gaza.
Jalur Gaza diperintah oleh Hamas dan Hamas adalah organisasi teroris. Negara-negara di dunia menganggapnya sebagai organisasi teroris. Ini adalah organisasi yang tidak ingin mengakui hak Israel untuk hidup.
ADVERTISEMENT
Bagaimana bisa Israel berunding dengan organisasi teroris yang tidak mengakui hak Israel untuk hidup? Apa dasar atau parameter dari negosiasi seperti itu?
Tidak ada kemungkinan untuk bernegosiasi dengan seseorang yang menguasai setengah dari rakyatnya dan setengah dari penduduknya dan dengan setengahnya lagi yang diperintah oleh organisasi teroris yang sangat radikal yang tidak mengakui hak Israel untuk hidup dan tidak mau meninggalkan terorisme.
Selama bertahun-tahun, Israel menunjukkan kesediaan untuk membuat pengorbanan yang serius. Israel secara sepihak menarik diri dari Jalur Gaza untuk memberikan orang Palestina kesempatan menjalani hidup mereka sendiri, mendirikan lembaga demokrasi, mengembangkan ekonomi, meningkatkan hak asasi manusia, memperbaiki pendidikan, mengembangkan infrastruktur, dan lain-lain. Itu terjadi lebih dari 15 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Tetapi, Hamas kemudian mengambil alih, membunuh saudaranya sendiri, dan mendirikan negara teror. Karena itu, tidak ada yang dapat kami lakukan dengan mereka. Israel juga menunjukkan kesediaannya membayar harga yang mahal. Salah satu perdana menteri kami, Yitzak Rabin, dibunuh pada 4 November 1995 karena dia bersikeras memperjuangkan perdamaian dan memajukan upaya perdamaian.
Ada niat baik yang sangat kuat di pihak kami. Tetapi, saat ini sangat sulit untuk melihat siapa yang bisa diajak bicara. Maaf jawaban saya cukup panjang. Saya dapat menjelaskannya lebih lanjut, tetapi saya mencoba mempersingkat jawaban ini.
Kembali pada pertanyaan saya yang belum Anda jawab mengenai bagaimana pandangan Israel tentang negara yang pro dengan kemerdekaan orang-orang Palestina. Anda menyampaikan sejarah itu dari sisi anda, tetapi kita membicarakan tentang normalisasi yang dapat terjadi antara Israel dan Indonesia. Maka dari itu, bagaimana Anda memandang Indonesia sebagai negara pro-Palestina?
ADVERTISEMENT
Saya tidak melihat adanya masalah. Ada beberapa negara lain yang memiliki hubungan diplomatik sepenuhnya dengan Israel, tetapi masih memiliki simpati terhadap orang Palestina.
Itu tidak apa-apa. Kami tidak memiliki masalah dengan orang maupun negara yang bersimpati dan memberikan bantuan untuk Palestina. Kami tidak keberatan. Kami bahkan mendorongnya.
Anda dapat melakukan keduanya. Anda bisa bersimpati terhadap orang Palestina, membantu orang Palestina. Dalam saat yang bersamaan, Anda dapat menjalin hubungan normal dengan Israel, same way that most of the world is acting.
Sebagaimana kebanyakan negara di dunia bersikap. Kami menempuh normalisasi dengan negara-negara Arab di sekitar kami, negara-negara yang menyerang kami sebelumnya, negara-negara yang kami lawan dalam perang–perang nyata dengan pengorbanan luar biasa mengerikan dari kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
Kini, kami memiliki hubungan diplomatik, hubungan yang baik–dalam politik maupun ekonomi. Apakah itu artinya mereka tidak bersimpati terhadap orang Palestina? Tentu saja mereka bersimpati. Mereka masih memiliki prinsip mereka masing-masing. Mereka masih memiliki simpati kepada orang Palestina dan juga masih menolong. Menurut saya, ini bukan hal yang baru.
Bagaimana pandangan Anda terkait misi perdamaian Israel dan Palestina? Apakah konsensus dapat terwujud tanpa ada pihak yang terluka?
Itulah harapan kami. Kami ingin hidup damai. Itulah kenapa kami mundur dari Jalur Gaza. Tetapi, apa yang kami dapatkan sebagai balasannya? Kami dibalas dengan terorisme. Kami mendapati roket, peluru kendali ditembakkan ke kota dan desa kami. Bukan ini yang kami harapkan.
Kami mengharapkan hubungan bertetangga yang baik dengan Palestina. Mereka adalah tetangga kami. Mereka tetap tetangga kami. Kami mengharapkan yang terbaik untuk mereka. Kami mengharapkan hubungan baik dengan mereka.
ADVERTISEMENT
Tetapi, seperti yang saya jelaskan sebelumnya, ada rintangan politik pelik yang menjadi kesulitan yang kami alami selama bertahun-tahun. Saya rasa harapan sebagian besar atau seluruh orang Israel adalah untuk memiliki hubungan yang normal dan damai dengan teman Palestina kami.
Mereka memang tetangga kami, tetapi secara agama, mereka adalah saudara pula. Baik. Inilah harapan kami. Kami sangat sangat berharap bisa mencapai titik itu.
Jadi, Pak Dubes Karni. Bila normalisasi antara Indonesia dan Israel terjadi, seberapa pentingkah peran Indonesia dalam mencapai kesepakatan?
Saya tidak tahu persis kesepakatan yang Anda maksud. Menurut saya, Indonesia adalah negara yang sangat penting untuk mencapai resolusi konflik bersama.
Seperti yang saya bilang, Indonesia adalah negara yang sangat penting. Negara yang besar. Negara yang sangat penting. Salah satu negara G20. Oleh karena itu, saya yakin ada banyak kontribusi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Baik. Tetapi, Anda masih belum menjelaskan perspektif Anda tentang pentingnya keterlibatan Indonesia dalam mencapai kesepakatan tanpa kekerasan antara kedua pihak.
Menurut saya, ini sederhana. Agar Indonesia dapat memiliki keterlibatan mendalam, Indonesia harus memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Tanpa adanya hubungan yang resmi, kemampuannya untuk mempengaruhi agak terbatas.
Anda menggarisbawahi pentingnya normalisasi hubungan diplomatik agar keterlibatan Indonesia dapat lebih diperhitungkan.
Kalau dua pihak terlibat dalam sengketa komersial dan mereka mencari mediator––apa pun sengketanya, melibatkan jutaan dolar–dan mereka harus memilih mediator, saya tidak membicarakan mediasi politik.
Saya membicarakan komersial. Mediatornya harus berbicara kepada kedua pihak. Kalau hanya berbicara kepada satu pihak, Anda bukan mediator. Anda harus berteman dengan kedua pihak bila Anda ingin orang-orang mendengarkan Anda.
ADVERTISEMENT
Baik. Pertanyaan terakhir untuk Pak Dubes Karni, beberapa hari yang lalu, umat Muslim merayakan Idul Adha dan saya lihat Anda juga mengucapkan selamat kepada umat Muslim. Apakah itu juga ditujukan kepada umat Muslim di Palestina yang merayakan hal yang sama?
Tentu saja. Saya sekarang tinggal di Singapura. Tetapi, tentunya, Anda pasti tahu sekitar 20 persen populasi Israel adalah umat Muslim. Jadi, ini bukan sesuatu yang aneh atau tidak biasa untuk kami. Kami memiliki komunitas minoritas Muslim di Israel, minoritas yang cukup besar, dan mereka merayakan Idul Adha. Jadi, tentu saja, ini bagian dari hidup kami.
Terima kasih banyak, Pak Dubes Sagi Karni. Terima kasih telah menyempatkan waktunya menjawab pertanyaan kami. Semoga hari Anda menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Terima kasih sudah mengundang saya. Terima kasih banyak.