Ekuador Berlakukan Keadaan Darurat akibat Gelombang Serangan Geng Narkoba

2 November 2022 10:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota keluarga narapidana menunggu di luar penjara Cotopaxi No 1 untuk menunggu informasi usai adanya kekerasan dalam penjara, di Latacunga, Ekuador, Senin (3/10/2022). Foto: Karen Toro/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Anggota keluarga narapidana menunggu di luar penjara Cotopaxi No 1 untuk menunggu informasi usai adanya kekerasan dalam penjara, di Latacunga, Ekuador, Senin (3/10/2022). Foto: Karen Toro/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Ekuador, Guillermo Lasso, mengumumkan keadaan darurat di dua provinsi setelah lima polisi tewas dan beberapa lainnya terluka dalam rentetan serangan geng narkoba pada Selasa (1/11).
ADVERTISEMENT
Keadaan darurat berlaku di Provinsi Guayas dan Provinsi Esmeraldas. Langkah ini memungkinkan pemerintah membatasi warga berkumpul dan bergerak. Tindakan tersebut diambil akibat gelombang serangan terbaru dalam perang geng kriminal yang melanda Ekuador.
Kelompok kejahatan terorganisir melancarkan sembilan serangan dengan bahan peledak dan senjata api. Otoritas mengatakan, serangan menargetkan petugas polisi dan instalasi minyak.
Tentara duduk di truk di luar penjara Cotopaxi No 1, usai adanya kekerasan dalam penjara, di Latacunga, Ekuador, Senin (3/10/2022). Foto: Karen Toro/Reuters
Menteri Dalam Negeri Ekuador, Juan Zapata, menyebut serangan terjadi di Guayaquil dan pelabuhan minyak di Esmeraldas.
Kekerasan ini termasuk sejumlah serangan bom terhadap mobil dan pengeboman terhadap sebuah terminal bus. Serangan pertama menyasar sebuah mobil patroli di Kota Guayaquil. Dua petugas polisi tewas dalam serangan senjata api pada dini hari tersebut.
Tiga petugas lainnya ditembak mati di hari yang sama di pelabuhan dan kota terdekat dari Guayaquil, Duran. Serangan terpisah mencederai dua petugas lainnya di sebuah kantor polisi di Duran.
ADVERTISEMENT
Narapidana turut menyandera delapan sipir di Kota Esmeraldas. Mereka semua sudah dibebaskan.
Sejumlah keluarga tahanan berdiri menunggu kabar anggota keluarganya di luar penjara Regional Sierra Centro Norte Cotopaxi setelah bentrokan antara tahanan di Latacunga, Ekuador, Selasa (4/10/2022). Foto: Galo Paguay/AFP
Sebuah rekaman yang beredar menunjukkan dua sipir dengan bahan peledak yang diikatkan ke tubuh mereka. Dalam rekaman tersebut, seorang pria yang mengaku sebagai napi mengecam korupsi yang terjadi di penjara. Tetapi, rekaman ini belum dapat diverifikasi.
"Jika perang adalah apa yang mereka inginkan, maka perang adalah apa yang akan mereka dapatkan," tegas pria itu, dikutip dari AFP, Rabu (2/11).
"Kami akan menggunakan para sipir ini," lanjut dia.
Rentetan serangan terbaru merupakan respons atas pemindahan napi dari penjara Guayas 1 di Kota Guayaquil. Otoritas memindahkan sekitar 200 napi lantaran harus melaksanakan pemeliharaan blok sel.
"Mengingat kejadian di Esmeraldas dan GYE [Guayaquil], kami mengaktifkan unit taktis dan investigasi kami untuk menjaga ketertiban dan menemukan pelakunya," cuit polisi Ekuador.
Ilustrasi berhenti konsumsi narkoba. Foto: Orawan Pattarawimonchai/Shutterstock
Ekuador yang dulunya relatif damai telah menyaksikan gelombang tindak kejahatan yang dikaitkan dengan pertempuran antara geng-geng narkoba yang bersaing. Kelompok-kelompok tersebut diyakini menjalin hubungan dengan kartel narkoba di Meksiko.
ADVERTISEMENT
Selama beberapa tahun terakhir, Ekuador berubah dari sekadar rute transit narkoba menjadi pusat distribusi penting. Amerika Serikat (AS) dan Eropa adalah tujuan utama pengedaran dari Ekuador.
Seiring kekerasan menjalar ke penjara-penjara yang padat, banyak napi dipenggal atau dibakar. Penjara Guayas 1 pun merupakan salah satu lokasi utama rangkaian pembantaian sejak Februari 2021. Sejauh ini, sekitar 400 napi tewas dalam kerusuhan di penjara Ekuador.
Sementara itu, 61 polisi telah tewas dalam bentrokan semacam itu sejak tahun lalu. Warga sipil turut terperangkap dalam pertumpahan darah, termasuk akibat rentetan serangan bom mobil.
Tingkat pembunuhan melonjak hampir dua kali lipat menjadi 14 kasus per 100.000 warga di Ekuador pada 2021. Angka ini mencapai 18 kasus per 100.000 warga antara Januari dan Oktober 2022. Penyitaan narkoba di Ekuador sepanjang tahun ini telah menyentuh 160 ton.
ADVERTISEMENT