Ekuador Darurat Konflik Bersenjata, Militer Buru Geng Narkoba

10 Januari 2024 18:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara dengan kendaraan lapis baja berpatroli di pusat bersejarah Ekuador menyusul pecahnya kekerasan usai hilangnya Jose Adolfo Macias, alias 'Fito', pemimpin kelompok kriminal Los Choneros, di Quito, Ekuador, Selasa (9/1/2024). Foto: Karen Toro/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tentara dengan kendaraan lapis baja berpatroli di pusat bersejarah Ekuador menyusul pecahnya kekerasan usai hilangnya Jose Adolfo Macias, alias 'Fito', pemimpin kelompok kriminal Los Choneros, di Quito, Ekuador, Selasa (9/1/2024). Foto: Karen Toro/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu negara di Amerika Selatan, Ekuador, diguncang kekerasan bersenjata yang melibatkan geng narkoba berbahaya dengan aparat kepolisian dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Di tengah status darurat nasional yang mulai berlaku sejak Senin (8/1) Presiden Daniel Noboa kali ini memerintahkan operasi militer untuk memburu komplotan geng narkoba dan 'memusnahkan' mereka.
Dikutip dari AFP, seruan terbaru Noboa muncul setelah kelompok pria bersenjata tiba-tiba menginterupsi siaran langsung program televisi lokal dan menyandera para karyawan di sana. Untungnya, tidak ada korban luka yang diakibatkan dan seluruh sandera selamat.
Di sisi lain, kekerasan oleh geng bersenjata sejauh ini dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 10 orang. "Delapan orang tewas di Guayaquil, dan dua orang dibunuh secara keji oleh penjahat bersenjata di Kota Nobol di dekatnya," ujar polisi pada Selasa (9/1).
Presiden baru Ekuador, Daniel Noboa. Foto: Instagram/@danielnoboaok
Adapun sejumlah geng narkoba menyatakan perang dan mengancam akan membunuh warga sipil secara acak sebagai respons atas status darurat nasional yang diterapkan Noboa.
ADVERTISEMENT
Sementara status darurat nasional tersebut diterapkan setelah salah seorang gembong narkoba paling berbahaya di Ekuador, Jose Adolfo Marcias alias Fito, melarikan diri dari penjara berkeamanan tinggi di Kota Guayaquil pada Minggu (7/1).
Noboa kemudian mengeluarkan dekrit berisi 22 nama geng kriminal yang ditetapkan sebagai organisasi teroris dan target militer. Selain itu, Noboa memerintahkan operasi militer khusus untuk menyerbu anggota geng demi mengembalikan perdamaian di Ekuador.
Lebih jauh, pemerintah Noboa berpendapat serangkaian kekerasan yang menerpa Ekuador saat ini adalah respons dari geng kriminal terhadap rencana sang presiden itu sendiri.
Petugas polisi berpatroli di pusat bersejarah Ekuador menyusul pecahnya kekerasan usai hilangnya Jose Adolfo Macias, alias 'Fito', pemimpin kelompok kriminal Los Choneros, di Quito, Ekuador, Selasa (9/1/2024). Foto: Karen Toro/REUTERS
"Peristiwa hari ini menunjukkan bahwa tindakan dan keputusan yang diambil oleh pemerintah nasional sangat mempengaruhi struktur kriminal, dan sebagai jawabannya, mereka telah menciptakan gelombang kekerasan untuk menakut-nakuti masyarakat," papar Kepala Komando Gabungan Angkatan Bersenjata Ekuador, Laksamana Jaime Vela.
ADVERTISEMENT
"Semua kelompok yang disebutkan dalam dekrit Noboa sekarang menjadi target militer," sambung dia.
Sejak ditunjuk sebagai presiden pada November 2023 lalu, Noboa bersumpah memerangi kekerasan terkait narkoba dan tak segan-segan menggunakan kekerasan. "Kami tidak akan bernegosiasi dengan teroris atau beristirahat sampai kita mengembalikan perdamaian kepada semua orang Ekuador," tegas Noboa.
Namun, pemindahan para kepala geng narkoba dari penjara selama ini selalu memicu kekerasan yang memicu ratusan narapidana tewas dalam beberapa tahun terakhir.