Elon Musk Tuai Kontroversi, Dituduh ‘Hormat Nazi’ di Perayaan Pelantikan Trump

21 Januari 2025 10:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, memberi isyarat ketika ia berbicara dalam parade perdana di dalam Capitol One Arena, di Washington, DC, Senin (20/1/2025) waktu setempat. Foto: Angela Weiss/AFP
zoom-in-whitePerbesar
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, memberi isyarat ketika ia berbicara dalam parade perdana di dalam Capitol One Arena, di Washington, DC, Senin (20/1/2025) waktu setempat. Foto: Angela Weiss/AFP
ADVERTISEMENT
Miliarder Elon Musk menuai kontroversi akibat gerakan tangan yang dilakukannya di acara perayaan pelantikan Presiden Donald Trump, Senin (20/1) malam, di Capital One Arena, Washington DC.
ADVERTISEMENT
Beberapa pihak menilai gestur Musk menyerupai penghormatan Nazi, sementara lainnya menganggapnya hanya ekspresi spontan.
Dalam video yang beredar, CEO X, SpaceX, dan Tesla itu terlihat menepuk sisi kiri dadanya dengan tangan kanan, lalu mengulurkan lengannya dengan telapak tangan terbuka. Musk mengulangi gerakan itu, seolah menyapa kerumunan yang hadir. Setidaknya Musk melakukan gerakan itu sebanyak tiga kali.

Sejarawan: Itu ‘Sieg Heil’

Sejarawan Claire Aubin, yang meneliti sejarah Nazisme di AS, menyatakan bahwa gerakan Musk memang menyerupai salam khas Nazi, “Sieg Heil”.
“Pendapat profesional saya: kalian benar. Percayalah pada mata kalian,” tulis Aubin di platform X.
Pendapat itu diamini Ruth Ben-Ghiat, sejarawan fasisme, yang menyebut gerakan Musk “adalah penghormatan Nazi—dan juga sangat agresif.”
Dari kalangan politik, anggota DPR Demokrat Jimmy Gomez menanggapi dengan sinis di X: “Yah, itu tidak butuh waktu lama.”
ADVERTISEMENT
Versi lain, gerakan itu identik dengan "heil Hitler", slogan yang digunakan oleh Nazi Jerman sebagai bentuk sapaan dan penghormatan kepada Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman pada masa Perang Dunia II. Slogan ini biasanya diucapkan dengan mengangkat tangan kanan ke atas, yang dikenal sebagai "Salam Nazi".
CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat di Rotunda Gedung Capitol, Washington, DC, Amerika Serikat, Senin (20/1/2025). Foto: Chip Somodevilla/Pool via REUTERS
Hingga kini, Musk belum memberikan tanggapan langsung atas kontroversi tersebut, meskipun ia tetap aktif memposting di X.

Tuduhan Berlebihan

Sementara itu, beberapa peserta acara menganggap tuduhan tersebut berlebihan. Seorang pekerja teknologi berusia 29 tahun, Brandon Galambos, menyatakan Musk hanya bercanda.
“Dia humoris dan sering menggunakan sarkasme. Saya rasa dia tidak bersungguh-sungguh,” ujar Galambos kepada AFP.

ADL Bela Musk, AOC Berang

Di luar dugaan, Anti-Defamation League (ADL)—organisasi yang kerap mengkritik Musk karena dugaan anti-Semitisme—kali ini membelanya.
ADVERTISEMENT
“Tampaknya Elon Musk hanya melakukan gerakan canggung dalam momen antusias, bukan penghormatan Nazi,” tulis ADL dalam pernyataan resminya.
Namun, anggota DPR Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez (AOC) menolak keras pembelaan itu.
“Jadi, Anda membela penghormatan Hitler yang dilakukan berulang kali untuk penekanan?” tulis AOC di X.
CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat di Rotunda Gedung Capitol, Washington, DC, Amerika Serikat, Senin (20/1/2025). Foto: Kenny Holston/Pool via REUTERS
Di sisi lain, Aaron Astor, seorang sejarawan, menepis tuduhan bahwa Musk meniru Nazi.
“Saya telah berkali-kali mengkritik Musk karena membiarkan neo-Nazi menyebar di platform ini,” tulisnya.
Astor merujuk pada pernyataan Musk tahun 2021, saat ia bilang dirinya didiagnosis dengan sindrom Asperger, suatu bentuk autisme yang mempengaruhi interaksi sosial.
Dalam beberapa pekan terakhir, Musk juga dikritik karena menunjukkan dukungan terhadap AfD, partai sayap kanan Jerman, serta Reform UK, partai anti-imigran Inggris.
ADVERTISEMENT