Emir Baru Kuwait Sheikh Meshal: Saudi Prioritas dan Akan Mesra dengan China

16 Desember 2023 22:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emir baru Kuwait, Sheikh Meshal al-Ahmad al-Jaber al-Sabah. Foto: Yasser Al-Zayyat/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Emir baru Kuwait, Sheikh Meshal al-Ahmad al-Jaber al-Sabah. Foto: Yasser Al-Zayyat/AFP
ADVERTISEMENT
Sheikh Meshal al-Ahmad al-Sabah (83) diangkat menjadi Emir baru Kuwait pada Sabtu (16/12). Penunjukan Sheikh Meshal dilakukan setelah abangnya, Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah (86), wafat pada hari yang sama.
ADVERTISEMENT
Sheikh Meshal dikenal atas jasanya membantu pembangunan aparat keamanan dan pertahanan Kuwait. Ia muncul ke publik saat dilantik menjadi putra mahkota pada tiga tahun lalu.
Namanya kian populer pada 2021 saat tugas kenegaraan dijalankannya lantaran sang kakak, Nawaf, semakin lemah akibat sakit.
Emir baru Kuwait, Sheikh Meshal al-Ahmad al-Jaber al-Sabah. Foto: Hollie Adams/Pool/AFP
Meshal adalah Emir ketiga Kuwait dalam tiga tahun terakhir. Sampai 2020, jabatan itu diduduki selama 14 tahun oleh Sheikh Sabah al-Ahmad.
Sheikh Sabah dikenal lantaran memimpin Kuwait keluar dari kehancuran usai invasi Irak pada 1990.
Sejumlah pengamat menyebut, tugas utama Meshal adalah menjaga kebijakan luar negeri Kuwait utamanya mendukung persatuan negara Teluk. Di samping itu, Meshal diharapkan menjaga hubungan dengan Barat serta menjadi relasi dengan Arab Saudi menjadi prioritas utama.
ADVERTISEMENT
Meshal juga diprediksi akan memperkuat hubungan Kuwait dengan China. Apalagi pengaruh China semakin kuat setelah berhasil menjadi mediator normalisasi hubungan diplomatik Arab Saudi-Iran.
Sebelum dilantik sebagai Emir, Meshal melawat ke China pada September lalu. Ia meneken sejumlah kerja sama ekonomi serta menghadiri upacara pembukaan Asian Games.
"Dia menginginkan stabilitas dan menekankan pada khususnya pentingnya hubungan Kuwait-Arab Saudi," jelas seorang sumber dari Kuwait seperti dikutip dari Reuters.
Sumber itu menambahkan, Meshal sangat menaruh perhatian situasi regional di Timur Tengah. Keprihatinan utamanya adalah ancaman perang.
Seorang diplomat Barat mengungkap Meshal sebagai seorang manusia pagi yang punya gaya kerja metodis.
"Dia memperhatikan detail, terkadang detail terkecil sekali pun," jelas diplomat itu.
Namun, diplomat itu menekankan Mashal akan lebih dekat pada sektor militer. Itu berbeda dengan pendahulunya Sheikh Sabah yang kerap terjun di bidang diplomatik.
ADVERTISEMENT