Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Emisi Karbon Pengguna TikTok Tertinggi di Antara Medsos Lain, Lampaui Yunani
15 Desember 2024 19:50 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Jejak karbon tahunan pengguna TikTok diperkirakan melampaui emisi karbon di Yunani. Analisis terbaru dari konsultan akuntansi karbon berbasis di Paris, Greenly, mengungkap rata-rata pengguna TikTok menghasilkan gas rumah kaca setara dengan mengendarai mobil berbahan bakar bensin sejauh sekitar 198 km dalam setahun.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Guardian, Greenly memperkirakan total emisi karbon TikTok dari pengguna di Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, mencapai 7,6 juta metrik ton setara karbon dioksida (CO2e) pada 2023.
Angka ini bahkan melampaui emisi Twitter/X dan Snapchat di wilayah yang sama.
Secara global, jejak karbon TikTok kemungkinan mencapai sekitar 50 juta metrik ton CO2e, hampir setara dengan emisi tahunan Yunani, yang berada di angka 51,67 juta metrik ton CO2e pada tahun 2023.
Menurut penelitian ini, tingginya emisi TikTok disebabkan sifat platform yang adiktif.
Rata-rata pengguna TikTok menghabiskan waktu 45,5 menit setiap hari, lebih lama dibandingkan Instagram yang hanya 30,6 menit.
“Algoritma TikTok dirancang untuk massifikasi video, yang mendorong produksi lebih banyak konten dan meningkatkan jejak karbon individu,” ujar CEO Greenly, Alexis Normand.
ADVERTISEMENT
Pengguna TikTok Dominasi Emisi Media Sosial
Pengguna TikTok memiliki emisi tertinggi di antara semua platform media sosial.
Dalam setahun, rata-rata pengguna TikTok menghasilkan 48,49 kg CO2e, dibandingkan dengan 40,17 kg pada YouTube dan 32,52 kg di Instagram.
Meski perbedaan emisi per menit antar platform tergolong kecil—TikTok (2,921 gram CO2e), YouTube (2,923 gram), dan Instagram (2,912 gram)—waktu penggunaan yang lebih lama membuat TikTok mencatat emisi tahunan terbesar.
Berbeda dengan perusahaan, seperti Meta dan Google yang secara rutin melaporkan data emisi mereka, TikTok belum memiliki laporan publik yang transparan.
Meski perusahaan telah berkomitmen mencapai netral karbon pada 2030 melalui program Project Clover, hingga kini hanya satu pusat data terbarukan yang dibangun, yaitu fasilitas 12 miliar Euro di Norwegia yang beroperasi dengan energi 100 persen terbarukan.
ADVERTISEMENT
Komitmen TikTok menurunkan jejak karbon juga menjadi tanda tanya, mengingat perusahaan induknya, ByteDance, berada di bawah tekanan regulasi di AS.
Peraturan baru mengharuskan perusahaan yang relevan melaporkan emisi mereka jika dianggap material bagi investor, tetapi kepastian implementasi aturan ini dapat berubah dengan dinamika politik.