Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, jika menang, Macron akan menjadi Presiden Prancis pertama yang menjabat dua periode dalam 20 tahun terakhir.
“Kita belum mencapai semua yang telah kita rencanakan. Ada sejumlah pilihan yang—dengan pengalaman yang telah saya peroleh dari Anda semua—mungkin akan saya ambil secara berbeda,” kata Macron dalam suratnya, dikutip Jumat (4/3).
Ia memaparkan berbagai krisis yang dihadapi Prancis selama lima tahun terakhir, mulai dari serangan-serangan militan, COVID-19, hingga kerusuhan dan perang.
Macron juga mengungkapkan prestasi yang berhasil ia capai selama kepemimpinannya ini, yaitu angka pengangguran terendah dalam 15 tahun terakhir.
“Saya maju untuk membela nilai-nilai kita, yang diancam oleh penyakit-penyakit dunia,” tegas dia.
Presiden berusia 44 tahun ini pun membeberkan visi dan misinya untuk periode selanjutnya. Mulai dari pemotongan pajak, mempertimbangkan pembahasan kembali kebijakan dana pensiun, hingga reformasi dalam sistem pendidikan.
ADVERTISEMENT
Bukan Pilpres Biasa
Kampanye dan Pilpres Prancis tahun ini dibayang-bayangi oleh krisis Rusia-Ukraina yang terus memanas. Dalam suratnya, Macron pun mengakui Pilpres tahun ini bukanlah Pilpres biasa yang normal.
“Tentu saja, saya tidak akan bisa berkampanye seperti yang saya inginkan karena konteks tersebut [invasi Rusia ke Ukraina],” kata Macron, sebagaimana dikutip dari AFP.
Kendati demikian, ia berjanji untuk menjelaskan program kerjanya hingga lima tahun ke depan dengan “kejelasan dan komitmen.”
Macron menjadi salah satu tokoh pemimpin Eropa yang aktif dalam mengupayakan diplomasi untuk penyelesaian konflik Rusia-Ukraina.
Bahkan sejak sebelum Rusia menginvasi Ukraina, Macron sudah beberapa kali menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Bulan lalu, Macron bahkan langsung menyambangi Moskow untuk bertemu dengan Putin.
ADVERTISEMENT
Babak pertama pemilihan presiden (Pilpres) Prancis rencananya akan diselenggarakan pada 10 April mendatang. Sedangkan babak kedua dilaksanakan dua pekan setelahnya, yaitu 24 April.
Hasil dari survei opini publik menunjukkan, ia merupakan capres favorit masyarakat Prancis ketimbang calon-calon lainnya.