Empat Gerbong Kereta di Bangladesh Terbakar, Lima Orang Tewas

6 Januari 2024 6:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kebakaran. Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebakaran. Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah kereta penumpang di Bangladesh terbakar pada Jumat (5/1). Akibatnya lima orang dilaporkan tewas.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, polisi mencurigai kebakaran ini merupakan imbas dari kerusuhan menjelang pemilu nasional.
Petugas pemadam kebakaran Rakjibul Hasan mengatakan setidaknya empat gerbong terbakar di Benapole Express, yang tiba di ibu kota Dhaka dari kota Jessore.
“Kami telah menemukan lima jenazah,” kata komandan polisi Khandaker Al Moin kepada wartawan.
Para saksi mata mengatakan kereta itu terbakar di Gopibagh, di kawasan tua Dhaka, tidak jauh dari terminal kereta utama kota besar itu.
Seorang penyelamat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada stasiun televisi swasta Somoy TV bahwa ratusan orang bergegas keluar dari kereta yang terbakar.
“Kami berhasil menyelamatkan banyak orang. Namun api menyebar dengan cepat,” kata dia.
Somoy TV menyebutkan beberapa warga negara India juga ikut bepergian dengan kereta tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami menduga insiden kebakaran itu merupakan tindakan sabotase,” kata kepala polisi Anwar Hossain, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Bulan lalu polisi dan pemerintah menyalahkan oposisi Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) atas kebakaran kereta api yang menyebabkan empat orang tewas.
BNP menolak keterlibatannya dalam insiden tersebut, dengan mengatakan bahwa pihaknya telah disalahkan secara tidak adil sebagai dalih untuk melakukan tindakan keras pemerintah terhadap partai-partai oposisi.
Bangladesh akan menggelar pemilu nasional hari Minggu namun BNP dan puluhan partai lainnya telah memboikot apa yang mereka gambarkan sebagai pemilu yang “palsu”.
Ribuan aktivis oposisi ditangkap akhir tahun lalu setelah kampanye protes menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina.