Empat Pelaku Pembunuhan Presiden Haiti Dibawa ke Amerika Serikat

1 Februari 2023 16:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Upacara pemakaman Presiden Haiti, Jovenel Moise di Cap-Haitien, Haiti, 23 Juli 2021. Foto: Ricardo Arduengo/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Upacara pemakaman Presiden Haiti, Jovenel Moise di Cap-Haitien, Haiti, 23 Juli 2021. Foto: Ricardo Arduengo/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sebanyak empat orang pelaku kunci pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise dibawa ke Amerika Serikat pada Selasa (31/1).
ADVERTISEMENT
Kementerian Kehakiman AS menyatakan, mereka akan menghadapi dakwaan tindakan kriminal. Dengan kedatangan empat orang tersebut, total ada tujuh pelaku pembunuhan Moise yang ditahan di AS.
Sementara itu puluhan orang lainnya masih ditahan di Haiti. Kondisi penjara di Haiti menjadi sorotan karena kelebihan napi serta kekurangan makanan dan air.
Menurut keterangan Kementerian Kehakiman empat orang yang ditahan ada yang memegang dwi kewarganegaraan Haiti-AS. Mereka di antaranya James Solages dan Joseph Vincent yang didakwa pembunuhan dan penculikan di luar AS. Dakwaan itu juga dijatuhkan ke seorang warga Kolombia German Alejandro Rivera Garcia.
Pelaku keempat yang juga memegang dwi kewarganegaraan AS-Haiti adalah Christian Sanon. Dia didakwa penyelundupan jaket antipeluru dari AS ke Haiti yang dipakai saat pembunuhan Moise.
ADVERTISEMENT
Rencananya keempat orang itu akan diadili di Pengadilan Miami pada Rabu (1/2).
Pada pengiriman ini Sanon jadi nama paling disorot. Dia disebut-sebut sebagai pemimpin kunci operasi pembunuhan terhadap Moise.
Sanon merekrut 20 warga Kolombia yang punya kemampuan militer. Pasukan itu dikerahkan demi membantu pembunuhan.
Pengiriman keempat orang itu sesuai dengan hukum yan berlaku di AS meski ada yang bukan warga negara Negeri Paman Sam. Sebab, rencana pembunuhan tersebut dilakukan di Florida Negara Bagian AS, demikian dikutip dari Al-Jazeera.
Moise sendiri tewas di tangan para pembunuh bayaran tersebut pada 6 Juli 2021. Aksi tersebut dilakukan di dalam kediaman Moise di ibu kota Port-au-Prince.
Tewasnya Moise membuat Haiti makin bergejolak akibat krisis keamanan dan politik tanpa henti.
ADVERTISEMENT