Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, api abadi itu nyala kembali setelah pihaknya menemukan sumber gas yang baru.
"Akhirnya kami melakukan upaya teknis mencari aliran gas dan pola distribusi (aliran) gas . Dari proses itu lalu kita melakukan pemboran yang pemborannya bersifat ekplorasi,” ujar Sujarwanto, Senin (19/4).
Dia menjelaskan, pengeboran untuk mencari sumber gas yang baru dilakukan di dua titik. Pihaknya juga telah melalui kajian dan penelitian. Sehingga tidak membawa dampak buruk bagi masyarakat.
"Kami lakukan pemboran di dua titik dengan kedalaman masing-masing 40 meter, hingga akhirnya terjadi semburan gas dan air (blow out)," jelas dia.
"Karena terjadi blow out dan usianya tidak panjang, akhirnya kita bor lagi pada meter 42 meter. Lalu ada tekanan kuat dan kemudian kita bersihkan sumurnya. Kita orientasikan aliran fluida-nya yang kemudian dikuti oleh aliran gas,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, penyebab matinya api abadi itu karena masyarakat melakukan pengeboran air bersih tanpa memperhatikan struktur batuan dan tanah.
Apalagi, keberadaan gas di Kecamatan Godong cukup dangkal sehingga gas itu berada di kantong yang tidak terlalu jauh dari permukaan bumi. Kemudian ada struktur yang membuat bocoran di permukaan yang mengakibatkan semburan gas yang terbakar itu.
"Kemarin, terjadi mati. Karena banyak aktivitas yang membocorkan gas itu ke permukaan. Yang dapat diduga karena pengeboran orang mencari air bersih,” terang dia.
Untuk itu dia meminta pengeboran untuk menemukan sumber air tanah dilakukan oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya untuk menghindari keluarnya gas.
“Kami meminta dengan tegas agar tidak melakukan pengeboran air tanah tanpa izin, oleh perusahaan atau juru bor yang tidak kompeten. Jangan menganggap di bawah tanah selalu ada air tanah. Pemboran air di wilayah Grobogan-Blora berisiko terjadi semburan gas yang berisiko keselamatan jiwa dan lingkungan," kata Sujarwanto.
ADVERTISEMENT
Rencananya, Gubernur Jawa Ganjar Pranowo akan mengunjungi lokasi api abadi Mrapen pada Selasa (20/4) untuk meresmikan kembali api abadi yang disinyalir sudah ada sejak zaman Sunan Kalijaga.