Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Widodo melakukan rangkaian kunjungan kenegaraan ke lima negara, salah satunya Afghanistan. Jokowi dan Iriana tiba di sana pada Senin (29/1) sekitar pukul 12.40 waktu setempat, setelah sebelumnya melakukan kunjungan ke Bangladesh, Pakistan, India, dan Sri Lanka.
ADVERTISEMENT
kumparan (kumparan.com) berkesempatan mengikuti kunjungan kenegaraan Jokowi ke dua negara yang 'spesial' yakni Bangladesh dan Afghanistan. Bangladesh yang punya kamp pengungsian di daerah Cox`s Bazar, dan Afghanistan yang masih sering dihujani ledakan bom.
Jokowi dan Iriana terbang dari Bandara Internasional Hazrat Shahjalal, Dhaka, Bangladesh, sekitar pukul 09.20 BTS atau 10.20 WIB, menggunakan pesawat Kepresidenan Indonesia-1. Perjalanan dari Bangladesh ke Afghanistan ditempuh dalam waktu 3 jam 20 menit.
Saat meninggalkan Dhaka, suhu udara mencapai sekitar 15 derajat celcius. Selama di perjalanan, beberapa orang anggota rombongan menginformasikan agar satu sama lain jangan sampai terpisah dan tidak boleh mengambil foto atau pun video di sejumlah tempat terlarang.
Beberapa saat sebelum Jokowi mendarat di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, sejumlah Paspampres terlihat sudah berjaga dengan mengenakan peci, rompi anti peluru dan senapan yang mereka selipkan di balik jas hitam. Kedatangan Jokowi dan rombongan di Bandara Internasional Hamid Karzai, disambut hujan salju cukup lebat dengan suhu udara sekitar 1 derajat celcius.
ADVERTISEMENT
Turun dari tangga pesawat, Jokowi yang mengenakan peci hitam dan syal bersama sang istri yang mengenakan coat hitam disambut oleh Duta Besar RI untuk Afghanistan Arief Rachman beserta istri, dan Wakil Presiden Afghanistan Sarwadanes.
Setelah bersalaman dan menerima bunga, Jokowi dan rombongan langsung meluncur ke Istana Presiden Arg. kumparan bersama rekan-rekan wartawan lainnya berangkat lebih dulu tanpa pengawalan dengan menggunakan mobil elf ke Istana Arg.
Suasana cukup tegang ketika mobil melaju dengan cepat. Wartawan tak diperkenankan memotret suasana jalanan yang sepi, hanya beberapa orang terlihat lalu lalang.
Pantauan kami di sepanjang perjalanan, terdapat sejumlah bendera Merah Putih berkibar. Kami juga melihat banyak kendaraan taktis seperti Humvee dan pasukan yang mengenakan rompi, helm, serta senapan laras panjang berdiri hampir di setiap sudut kota. Paling banyak, berada di alun-alun Kota Kabul.
ADVERTISEMENT
Mobil Humvee dan sejumlah personel keamanan itu tampak mengitari alun-alun, memantau keamanan dari berbagai sudut. Tak hanya itu, beberapa Humvee juga terlihat memblokir ruas jalan Kota Kabul.
Mobil yang membawa kami lalu berhenti beberapa meter sebelum memasuki kawasan Istana Arg. Seorang petugas keamanan meminta kaca mobil dibuka, udara yang sangat dingin pun terasa menusuk hingga ke tulang.
"Indonesia delegation (delegasi Indonesia)," ujar sopir mobil yang membawa kami kepada petugas tersebut.
Setelah kami menunjukkan tanda pengenal sebagai delegasi Indonesia, kami diperbolehkan masuk.
Jalanan masuk ke Istana Arg dibuat berkelok-kelok dan terpasang kawat berduri di hampir seluruh tepinya. Beberapa Humvee terlihat terparkir di beberapa sudut jalan menuju Istana Arg.
Berselang beberapa meter, mobil kami kembali berhenti karena Humvee menghalangi jalan masuk ke Kompleks Istana Arg. Petugas keamanan kemudian keluar dari pos penjagaan. Kami kembali diperiksa, dengan alasan keamanan.
ADVERTISEMENT
Setelah semua identitas kami dicek, Humvee yang menghalangi jalan menyingkir. Mobil yang membawa kami pun melanjutkan perjalanan ke dalam Istana Arg. Namun lagi-lagi, baru berjarak beberapa meter saja, palang pintu kembali menghalangi perjalanan mobil kami.
Pasukan keamanan dengan senjata yang ditenteng meminta kaca mobil diturunkan. "Indonesian delegations," ucap sopir kami. Kali ini tak perlu menunggu waktu lama, mobil kami segera dipersilakan melanjutkan perjalanan. Dan terakhir, sebelum masuk ke dalam istana, ada satu lagi petugas pos keamanan yang memeriksa mobil kami. Total ada 4 pos pemeriksaan yang kami lalui.
Pemeriksaan beberapa kali memang sudah jadi peraturan di sana terhadap terhadap seluruh tamu yang datang. Apalagi, beberapa jam sebelum Jokowi dan rombongan datang, bom sempat meledak di Kota Kabul.
ADVERTISEMENT
Setiba di lokasi, mobil berhenti dan kami bergegas turun. Sesekali kumparan memotret suasana di sana, namun ternyata hal itu dilarang. Kamera yang dibawa harus disimpan ke dalam tas.
Hujan salju masih deras mengguyur, membuat jalan menuju tempat upacara penyambutan Jokowi sangat licin. Beberapa ruas jalan bahkan ada yang tertutup salju tebal.
Setibanya di lokasi upacara penyambutan, kami disambut pihak KBRI Kabul. Lalu pihak protokol Istana Presiden Afghanistan mengarahkan kumparan dan rekan-rekan wartawan Istana lainnya untuk mengambil posisi di samping pasukan yang berbaris.
Beberapa menit kemudian, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani keluar dari Istananya mengenakan coat hijau panjang, jas hitam, serta topi berwarna cokelat. Ajudan memayunginya dari guyuran hujan salju.
Tak berselang lama, beberapa mobil Mercedes-Benz iring-iringan Jokowi tiba. Kedatangan Jokowi di Istana disambut dengan taburan bunga-bunga dari beberapa anak-anak yang membawa serta replika bendera Indonesia dan Afghanistan. Mobil yang membawa Jokowi lalu berhenti di dekat Presiden Ghani. Jokowi turun dari mobil dan langsung dipeluk oleh Ghani.
Iriana tidak turut mendampingi, sebab harus melakukan kegiatan bersama dengan Ibu Negara Afghanistan di Istana Ibu Negara yang jaraknya beberapa gedung dari tempat pertemuan Jokowi dan Ghani.
ADVERTISEMENT
Kedua kepala negara itu kemudian langsung menuju mimbar kehormatan. Keduanya mengikuti upacara kenegaraan. Lagu kebangsaan kedua negara dikumandangkan oleh pasukan kehormatan Afghanistan. Kemudian, Jokowi didampingi Ghani memeriksa barisan kehormatan.
Jokowi dan Ghani setelah itu masuk ke dalam Istana untuk kegiatan tete-a-tete dan bilateral. Namun kegiatan itu berlangsung tertutup untuk media. Pertemuan tersebut berlangsung selama 20 menit. Sebelum pertemuan berakhir, rombongan media yang berada di ruang tunggu diajak oleh protokol Istana Presiden Afghanistan menuju ruang konferensi pers.
Dalam perjalanan dari ruang tunggu menuju ruang konferensi pers yang berjarak sekitar 500 meter, kumparan melihat beberapa pekerja sedang membersihkan salju yang menumpuk.
Awalnya, Jokowi dan Ghani diagendakan melakukan konferensi pers terlebih dahulu, kemudian salat bersama dan saling bertukar peci. Ternyata agenda berubah. Setelah pertemuan digelar, Jokowi dan Ghani langsung menuju masjid untuk salat bersama dan selanjutnya saling tukar peci. Momen itu berlangsung tertutup, tak ada media yang bisa mengabadikannya.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers, Ashraf Ghani menyebut hujan salju yang lebat pertanda kedatangan Jokowi membawa berkah bagi Afghanistan. Jokowi mengaku terkesan dengan sambutan hangat yang diberikan pemerintah dan juga rakyat Afghanistan khususnya Kabul.
Setelah 15 menit konferensi pers berlangsung, Jokowi dan Ghani meninggalkan ruangan dan menuju ke lantai dua Istana Presiden Arg. Di salah satu ruangan di lantai dua itu, Jokowi bertemu dengan High Peace Council (HPC).
Rombongan media hanya bisa memotret sebentar pertemuan itu, selanjutnya kami dipersilakan keluar ruangan. Pantauan kumpran selama menunggu, terdapat kolam di dalam kompleks istana itu. Di sekeliling kolam terdapat beberapa pot berisi tanaman. Ada banyak taman-taman kecil di sana dengan batu-batu berwarna putih, lengkap dengan beberapa kursi santai.
ADVERTISEMENT
Tak berselang lama, kami bersama rombongan Presiden diminta menuju ruang jamuan makan. Jamuan makan adalah acara terakhir yang dihadiri Jokowi di Kabul. Jarak antara ruang pertemuan HPC dengan ruang jamuan makan sekitar 1 kilometer.
Masuk ke ruang jamuan, banyak meja bundar tertata rapi di sana. Di sana juga ada satu meja berbentuk U yang dikhususkan untuk Presiden Jokowi dan Presiden Ghani serta para delegasi kedua negara. Jamuan makan malam pun dimulai setelah Jokowi, Ghani, dan Ibu Negara masing-masing tiba.
Beragam menu khas Timur Tengah dihidangkan. Sekitar pukul 17.10 waktu setempat atau 19.30 WIB, acara jamuan makan malam pun selesai. Jokowi, Iriana, beserta rombongan kemudian meninggalkan Istana Presiden Afghanistan.
Kali ini, mobil media Istana ikut dalam rombongan Presiden. Tak ada lagi pemberhentian di setiap pos. Terlihat pula Humvee turut mengawal rombongan Jokowi di Kabul.
ADVERTISEMENT
Sepanjang perjalanan dari Istana Presiden ke Bandara Hamid Karzai, pasukan keamanan terlihat berjaga-jaga di sejumlah titik. Beberapa Humvee pun turut disiagakan di beberapa titik jalanan yang dilalui rombongan Jokowi. Sekitar 8 buah Humvee juga terlihat memblokir jalan dari arah selatan, utara, barat dan timur.
Sekitar pukul 17.30 waktu setempat atau 19.50 WIB, rombongan Presiden tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai. Begitu tiba, Jokowi dan Iriana masuk ke ruang tunggu untuk menunggu hujan salju reda, sementara rombongan Presiden lainnya naik ke dalam pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
Setelah hujan salju reda, Jokowi dan Iriana naik ke dalam pesawat. Pukul 18.00 waktu setempat atau 20.10 WIB, pesawat Kepresidenan Indonesia-1 lepas landas menuju Dhaka, Bangladesh.
ADVERTISEMENT
Sekitar enam jam Jokowi dan Iriana berada di Kabul, tak ada masalah keamanan yang berarti dalam kunjungan tersebut.
Turut melepas keberangkatan Jokowi dan Iriana ke Dhaka antara lain Dubes RI untuk Afghanistan Arief Rachman dan istrinya, serta seluruh staf KBRI Kabul. Pesawat kembali ke Dhaka untuk transit dan mengisi BBM sebelum kembali ke Jakarta.
Dalam rombongan Presiden turut ikut Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.
Ikut pula Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/KPN Andri Hadi, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono serta Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Bey Triadi Machmudin.
ADVERTISEMENT