Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Enen Bertemu Pria AS Pembunuhnya di Situs Pencari Jodoh
28 Maret 2018 16:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Enen Cahyati tewas di tangan suaminya, seorang warga negara AS, di Phnom Penh, Kamboja. Menurut putri korban, awal pertemuan keduanya terjadi di situs pencari jodoh.
ADVERTISEMENT
Putri sulung Enen, Insya Maulida, 25, mengatakan ibunya kenal dengan Bilal Abdul Fateen melalui situs muslima.com pada 2014. Keduanya kemudian bertemu di Hotel Ibiss di Sarinah.
Menurutnya, saat itu ibunya sempat diinterograsi dan dilarang pulang oleh Bilal. Pelaku lalu mengajak Enen menikah saat itu.
"Mama saya diinterogasi. Mama saya cerita, enggak boleh pulang semalamam. Mama saya nggak tidur, terus dia (Bilal) minta izin katanya mau nikah lagi. Padahal mereka belum nikah. Mama saya enggak mau dipoligami, akhirnya mama saya diusir," kata Insya saat ditemui kumparan di kediaman Enen di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (28/3).
Sepekan setelah pertemuan tersebut, Bilal kembali mengubungi ibunya. Pria 66 tahun ini saat itu tengah berurusan dengan pihak kepolisian terkait masalah KDRT dengan istri pertamanya.
"Seminggu setelah itu mama saya ditelepon, katanya Bilal lagi di Polsek daerah Thamrin, minta tolong. Mama saya mengurus dia dipenjara selama 3 tahun, dia divonis 7 tahun, akhirnya dapat pembebasan bersyarat tahun kemarin," kata Insya.
ADVERTISEMENT
Enen dan Bilal lalu menikah pada 2015 di penjara Salemba. Menurutnya saat itu pernikahan tersebut dilakukan dengan cara siri. Insya menduga, pernikahan itu hanya akal-akalan Bilal agar bisa bebas.
"Mungkin si Bilal udah cari informasi, kalo dia mau dapat pembebasan bersyarat dia harus nikah dengan orang sini. Minimal istri sah, nah mamah saya tuh diajak istri sah," kata Insya.
Enen ditemukan tewas di kamar Hometown Suite Hotel, Phnom Penh, pada Minggu lalu (25/3). Menurut saksi, Enen dan Bilal menyewa kamar itu sejak 19 Maret lalu.
Penyidik mengatakan, perempuan 47 tahun itu tewas akibat dicekik. Polisi dilaporkan masih memburu Bilal yang kabur dari lokasi kejadian.
Insya mengaku terkejut mendengar berita kematian ibunya dari pihak Kementerian Luar Negeri yang datang ke rumah mereka di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Namun laporan Kemlu tidak menyebut ibunya tewas dibunuh. Mereka baru tahu kejadian yang menimpa Enen dari pemberitaan media Kamboja.
ADVERTISEMENT
Namun keluarga sudah bisa menduga peristiwa ini akan terjadi. Pasalnya, Bilal kerap memukuli dan menyiksa ibunya.
"Kami kaget, dan pasti sudah mungkin terjadi. Soalnya di depan keluarga saja dia berani mukulin mama saya. Ada yang pernah melihat di Blok M, mamah saya lagi diseret-seret," kata Insya.