Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Epidemiolog: Imunitas Warga RI terhadap COVID Tinggi, tapi Tetap Waspada
12 September 2022 10:05 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merilis hasil survei seroprevalensi COVID-19 ketiga yang menunjukkan angka herd immunity atau kekebalan kelompok di Indonesia tinggi. 98,5% penduduk Indonesia memiliki antibodi terhadap COVID-19.
ADVERTISEMENT
Meskipun hasil serosurvei kekebalan kelompok di Indonesia terhadap COVID-19 tinggi, namun masyarakat tetap harus waspada. Hal ini dijelaskan oleh Dr. Ede Surya Darmawan, epidemiolog dan akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
“Kalau berbicara aman sih belum ya, virus ini khasnya terus bermutasi, sehingga ada potensi orang re-infeksi atau tertular kembali. Ini pentingnya booster adalah atau antibodi itu kan tidak permanen, akan mengalami penurunan kira-kira dalam waktu 6 bulan, oleh karena itu diperlukan booster,” jelas Ede dikutip Senin (12/9).
Ia menjelaskan, masyarakat harus tetap waspada karena pandemi COVID-19 masih terjadi penularan. “Kewaspadaan kita harus tetap ada sampai posisi adalah orang sudah betul-betul divaksin. Dan yang kedua, infeksi baru sudah berkurang di bawah 5%,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, vaksinasi dosis ketiga atau booster memang sedang digencarkan oleh pemerintah untuk mencapai targetnya. Pemerintah mewajibkan booster untuk pelaku perjalanan baik darat, laut, maupun udara. Namun, kenyataannya memang vaksinasi booster saat ini belum optimal. Salah satu alasan adalah karena efek jenuh masyarakat terhadap COVID-19.
“Efek jenuh sah-sah saja terjadi, yang tidak boleh jenuh adalah mengupayakan hidup sehat. Ketika tertular COVID lagi, akan tidak terlalu parah karena sudah divaksin dan yang kedua kita sendiri tidak memiliki komorbid yang membahayakan. Jenuh terhadap pandemi itu silakan tapi jangan jenuh dengan tetap hidup sehat. Lebih baik sehat dan bugar dibanding kita sakit tapi punya segalanya,” kata Ede.