Erdogan Ancam Luncurkan Operasi Militer ke Suriah

22 November 2022 5:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki Tayyip Erdogan. Foto: REUTERS/Umit Bektas
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki Tayyip Erdogan. Foto: REUTERS/Umit Bektas
ADVERTISEMENT
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengancam akan meluncurkan operasi militer ke Suriah menyusul eskalasi serangan udara lintas batas pada Senin (21/11).
ADVERTISEMENT
"Tidak diragukan lagi bahwa operasi ini hanya terbatas pada operasi udara," ujar Erdogan, dikutip dari AFP, Selasa (22/11).
"Kami akan membuat mereka yang mengganggu kami di wilayah kami membayar harganya," tambah dia.
Erdogan telah membuat ancaman seputar operasi militer baru ke Suriah sejak Mei. Pernyataan kali ini pun muncul setelah Turki menyerang puluhan target di Suriah dan Irak pada Minggu (20/11).
Menurut Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), serangan tersebut menewaskan sedikitnya 37 orang dan mencederai 70 lainnya di wilayah utara dan timur laut Suriah.
Ankara meyakini, pangkalan Kurdi yang menjadi target digunakan untuk melancarkan serangan 'teroris' di tanah Turki. Serangan tersebut terjadi sepekan setelah serangan bom di Istanbul.
Turki menuduh, Partai Pekerja Kurdistan (PKK) berada di balik serangan bom yang menewaskan enam orang dan mencederai 81 lainnya pada 13 November. Tetapi, kelompok Kurdi membantah bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.
ADVERTISEMENT
"Otoritas yang kompeten, kementerian pertahanan, dan kepala staf kami akan bersama-sama memutuskan tingkat kekuatan yang harus digunakan oleh pasukan darat kami," jelas Erdogan.
Warga meletakkan bunga di lokasi ledakan bom yang menewaskan enam orang di Istanbul, Turki, Senin (14/11). Foto: Yasin AKGUL / AFP
SOHR menerangkan, pejuang Kurdi dan tentara Suriah menanggung beban terberat selama serangan di daerah Raqa dan Hassake di timur laut dan Aleppo di utara pada Minggu (20/11).
Rentetan serangan itu turut menargetkan pangkalan PKK di pegunungan Irak utara dan pangkalan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) di Suriah.
Selama beberapa dekade, PKK telah melancarkan pemberontakan berdarah. Turki dan sekutu Baratnya lantas menetapkan mereka sebagai kelompok teroris. Turki menganggap YPG sebagai kelompok teroris pula yang memiliki koneksi dengan PKK.
Erdogan mengatakan, 70 pesawat dan drone menembus 140 kilometer ke Irak dan 20 kilometer ke Suriah dalam serangan tersebut. Ribuan orang kemudian berkumpul untuk menguburkan sebelas korban jiwa di Al-Malikiyah di ujung timur laut Suriah pada Senin (21/11).
ADVERTISEMENT
"Kami mendesak dunia, semua orang yang peduli dengan hak asasi manusia dan negara adidaya untuk menekan Turki agar menghentikan serangannya yang menargetkan kami dengan pesawat dan drone," seru seorang pelayat berusia 58 tahun, Shaaban.
Militan Kurdi diduga membalas serangan tersebut dengan menembakkan roket dari wilayah Suriah yang menyasar perbatasan dengan Turki pada Senin (21/11). Serangan itu menewaskan dua orang dan mencederai enam lainnya di Distrik Karkamis, Turki.