Erdogan Bertemu Pemimpin Hamas, Bahas Perdamaian di Gaza

21 April 2024 8:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki Raccip Erdogan Bertemu Pemimpin Hamas di Istanbul, Sabtu (20/4). Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki Raccip Erdogan Bertemu Pemimpin Hamas di Istanbul, Sabtu (20/4). Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Istanbul pada hari Sabtu, (20/4). Keduanya membahas upaya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan mencapai perdamaian yang adil dan abadi di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Ini adalah pertemuan pertama antara Erdogan dan delegasi Hamas yang dipimpin oleh Haniyeh sejak Israel melancarkan serangan militernya di Jalur Gaza. Kunjungan Haniyeh ke Turki terjadi tiga hari setelah ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan di Doha.
“Masalah-masalah yang berkaitan dengan serangan Israel terhadap tanah Palestina, khususnya Gaza, upaya pengiriman bantuan kemanusiaan yang memadai dan tidak terputus ke Gaza, serta proses perdamaian yang adil dan abadi di wilayah tersebut dibahas,” kata kepresidenan Turki dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Minggu (21/4).
Kunjungan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional menyusul laporan serangan Israel terhadap Iran minggu ini.
“Erdogan menekankan bahwa Israel tidak boleh mengambil keuntungan dari perkembangan (antara Iran dan Israel) dan penting untuk melakukan upaya yang akan kembali menarik perhatian ke Gaza,” tambah pernyataan itu.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Anggota NATO, Turki, mengecam serangan Israel di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel dan menyerukan gencatan senjata segera.
Erdogan menyebut Hamas sebagai “gerakan pembebasan” dan mengecam Barat atas apa yang ia sebut sebagai dukungan tanpa syarat terhadap Israel. Ankara juga telah memberlakukan pembatasan perdagangan terhadap Israel.
Dalam pertemuan hari Sabtu, Erdogan mengatakan kepada Haniyeh bahwa Turki melanjutkan upaya diplomatiknya untuk gencatan senjata permanen serta pembentukan negara Palestina merdeka, menurut pernyataan itu.