Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Erdogan Dituding Blokir Pesan Teks Kemal Kilicdaroglu Jelang Pilpres Putaran Dua
27 Mei 2023 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemimpin oposisi Turki, Kemal Kilicdaroglu , menuding pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah berupaya menghambat kampanyenya jelang putaran final pemilu yang akan digelar besok, Minggu (28/5).
ADVERTISEMENT
Menurut Kilicdaroglu, Erdogan telah memerintahkan otoritas teknologi dan telekomunikasi di Turki (Bilgi Teknolojileri ve İletişim Kurumu/BTK) untuk memblokir pesan-pesan teks yang dia kirimkan kepada para pemilihnya.
Hal tersebut dia singgung dalam sebuah wawancara televisi pada Jumat (26/5) malam waktu setempat. “Mereka melarangnya karena mereka takut pada kami,” ujar Kilicdaroglu.
Pemimpin partai oposisi sekuler Partai Rakyat Republik (Cumhuriyet Halk Partisi/CHP) itu menuding BTK bertindak atas perintah Erdogan untuk mengganggu kampanyenya.
Secara terpisah, Kilicdaroglu dalam cuitannya di Twitter menyindir Erdogan atas tuduhan itu, seraya mengatakan bahwa dia telah ditinggalkan dalam kegelapan total.
“Saya bertanya kepada Anda, Erdogan, apakah Anda tidak ingin saya mencalonkan diri dalam pemilu?” tulisnya.
Tim sukses Kilicdaroglu mengatakan, sebelumnya mereka telah mengirimkan pesan teks yang mengundang masyarakat untuk menonton wawancara televisinya tersebut. Pesan-pesan itu tampaknya terblokir, sehingga tidak tersampaikan kepada para pemilihnya.
Hingga berita ini dirilis, baik pihak BTK maupun pemerintah Erdogan belum memberikan komentar lebih lanjut atas klaim Kilicdaroglu.
ADVERTISEMENT
Adapun tudingan Kilicdaroglu muncul menjelang putaran final dari persaingan yang semakin sengit antara dirinya dan Erdogan untuk memperebutkan kursi kepresidenan Turki.
Baik Erdogan dan Kilicdaroglu telah bersaing ketat selama beberapa bulan terakhir, dalam sebuah kampanye yang dipandang luas sebagai ajang penentuan paling penting di Turki.
Sebab, pemilu kali ini akan menentukan bagaimana nasib salah satu sekutu NATO itu dalam beberapa tahun ke depan — yang mana selama dua dekade terakhir telah dipimpin oleh Erdogan.
Pada putaran pertama pemilu yang digelar pada Minggu (14/5) lalu, Erdogan gagal meraih kemenangan mutlak. Sehingga putaran kedua akhirnya digelar pada Minggu (28/4).
akibat semakin banyaknya masyarakat muda yang menginginkan perubahan dalam pemerintahan Turki.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini