Erdogan Dukung Finlandia Gabung NATO, tetapi Tolak Swedia

30 Januari 2023 17:10 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan gelar konferensi pers di Auditorium BICC, Bali, Rabu (16/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan gelar konferensi pers di Auditorium BICC, Bali, Rabu (16/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk pertama kalinya menyampaikan keterbukaan dalam menerima Finlandia sebagai anggota NATO pada Minggu (29/1). Namun, dia menolak permohonan keanggotaan lainnya dari tetangga Finlandia, yakni Swedia.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari sebelumnya, Turki menangguhkan pembicaraan aksesi kedua negara tersebut setelah seorang politikus sayap kanan membakar salinan Al-Qur'an di Ibu Kota Stockholm, Swedia.
Penangguhan ini mengancam harapan NATO untuk memperluas blok tersebut menjadi 32 negara pada pertemuan puncak yang akan berlangsung di Ibu Kota Vilnius, Lituania, pada Juli.
"Kami dapat menyampaikan pesan yang berbeda kepada Finlandia [pada aplikasi NATO mereka] dan Swedia akan terkejut ketika mereka melihat pesan kami," ujar Erdogan dalam pidato yang disiarkan di televisi, dikutip dari Al Jazeera, Senin (30/1).
"Tetapi Finlandia seharusnya tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan Swedia," lanjutnya.
Asap mengepul dari kota Ras al-Ain di Suriah pada hari kedelapan operasi militer Turki melawan pasukan Kurdi. Foto: AFP
Finlandia dan Swedia meninggalkan kebijakan non-blok militer selama beberapa dekade terakhir sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Keduanya mendaftar ke aliansi pertahanan NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Setiap anggota dari aliansi tersebut harus menyetujui permintaan keanggotaan Finlandia dan Swedia. Namun, Turki dan Hungaria belum memberikan persetujuan mereka sampai saat ini.
Parlemen Hungaria diperkirakan akan menyetujui tawaran tersebut pada Februari. Kendati demikian, Erdogan masih mengeluhkan penolakan Swedia untuk mengekstradisi puluhan orang yang terkait Partai Buruh Kurdistan (PKK) dan upaya kudeta yang gagal pada 2016.
Turki, Uni Eropa, dan AS menganggap PKK sebagai organisasi teroris.
Sebagai syarat persetujuan keanggotaan, Erdogan kembali meminta Swedia menyerahkan sekitar 120 tersangka pada Minggu (29/1).
Simbol NATO. Foto: Kenzo Tribouillard / AFP
Untuk menarik dukungan kelompok nasionalis dan konservatif menjelang pemilu pada Mei, Erdogan tengah mempertahankan sikapnya sehubungan dengan keanggotaan Swedia di NATO.
"Jika Anda benar-benar ingin bergabung dengan NATO, maka Anda akan mengembalikan para teroris ini kepada kami," tegas Erdogan.
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri Turki pun telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke negara-negara Eropa pada Sabtu (28/1). Pihaknya menyinggung adanya peningkatan protes anti-Turki oleh "kelompok yang terkait dengan organisasi teror" dan aksi Islamofobia.
Pernyataan tersebut merujuk kepada PKK yang mengangkat senjata melawan negara Turki pada 1984.