Erdogan: Turki Dapat Luncurkan Serangan Darat ke Suriah Jika Memungkinkan

23 November 2022 20:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan gelar konferensi pers di Auditorium BICC, Bali, Rabu (16/11).  Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan gelar konferensi pers di Auditorium BICC, Bali, Rabu (16/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Turki tak segan-segan bertindak lebih keras melawan militan Kurdi demi mewujudkan keamanan di wilayah perbatasan negaranya dengan Suriah.
ADVERTISEMENT
Hal ini dibuktikan dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang mengatakan bahwa serangan udara Turki terhadap milisi Kurdi di Suriah bagian utara baru-baru ini hanya permulaan saja.
Erdogan menambahkan, pihaknya bahkan dapat meluncurkan operasi militer serangan darat ke kawasan itu jika memungkinkan.
Pernyataan Erdogan mengenai pengerahan pasukan darat sesuai dengan janjinya terdahulu, ketika operasi militer terhadap milisi Kurdi di Suriah baru dimulai. Ia kala itu menegaskan, tidak akan membatasi serangan lewat udara saja.
Milisi pro-Turki di utara Suriah Foto: Reuters/Murad Sezer
Di hadapan anggota parlemen Partai Keadilan dan Pembangunan (Justice and Development Party/AK) pada Rabu (23/11), Erdogan berbicara terkait tekad Turki yang lebih besar dari sebelumnya untuk mengamankan perbatasan selatannya dengan Suriah melalui koridor keamanan.
Di saat bersamaan, Turki juga mendorong pembentukan integritas teritorial Suriah dan Irak — di mana negara ini juga telah melakukan serangan melawan militan Kurdi.
ADVERTISEMENT
“Kami melanjutkan operasi udara dan akan turun dengan keras terhadap teroris dari darat pada waktu yang paling tepat bagi kami,” tegas Erdogan, seperti dikutip dari Reuters.
“Kami telah membentuk bagian dari koridor ini [dan] akan menjaganya mulai dari tempat-tempat seperti Tel Rifat, Manbij, dan Ain al-Arab [Kobani], yang merupakan sumber masalah,” imbuh pria berusia 68 tahun itu.

Perselisihan Turki dan Milisi Kurdi Selama 2 Dekade

Sebelumnya, Turki sudah meluncurkan berbagai operasi militer besar-besaran di Suriah untuk melawan musuh bebuyutannya — yakni milisi Kurdi yang tergabung dalam YPG dan PKK.
Sebab, menurut Turki Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (People's Defense Units/YPG) adalah bagian dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dianggap sebagai kelompok teroris.
ADVERTISEMENT
Turki meyakini, PKK adalah otak di balik kudeta yang melanda negara itu pada 2016 silam. Selain Turki, negara sekutu aliansi keamanan NATO lainnya seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, juga menetapkan PKK sebagai kelompok teroris.
Pejuang pemberontak yang didukung Turki bereaksi ketika mereka memegang senjata di kota perbatasan Tel Abyad Foto: Reuters
Seruan Erdogan ini tak lepas dari ketegangan antara Suriah dan Turki yang kembali muncul beberapa bulan terakhir. Selama ini, Turki bahkan terus menerus menggempur wilayah pertahanan milisi Kurdi di beberapa kota di Suriah, Tal Rifaat dan Kobani, lewat udara.
“Kami terus menekan teroris dalam beberapa hari terakhir lewat pesawat, meriam dan senjata,” ujar Erdogan dalam kesempatan terpisah.
“Insyaallah, kami akan membasmi mereka sesegera mungkin bersama tank dan tentara kami,” sambung dia.
Suasana perbatasan Turki-Suriah yang dikepung oleh asap akibat pertempuran Turki dan Suriah. Foto: Reuters
Pada akhir pekan lalu serangan udara Turki di Suriah dan sejumlah kecil wilayah di Irak, menyebabkan 184 milisi Kurdi tewas. Turki menyatakan, target mereka adalah milisi Kurdi yang tergabung dalam kelompok YPG dan PKK.
ADVERTISEMENT
Turki menyatakan, serangan terhadap milisi Kurdi merupakan aksi balas dendam atas serangan bom di ibu kota Istanbul pekan lalu yang menewaskan enam orang. Turki menuduh milisi Kurdi sebagai otak di balik aksi teror tersebut.
Tetapi, baik pihak YPG maupun PKK menepis tuduhan yang dilayangkan. Meski begitu, ketegangan antara Turki dan milisi Kurdi sudah berlangsung lama — bermula pada 1984. Sejak saat itu, sebanyak 40 ribu orang tewas dalam perselisihan tak berujung ini.