Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Erdogan Ungkap Detail Pembunuhan Khashoggi: Terencana dan Politis
23 Oktober 2018 18:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan detail pembunuhan Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi, Istanbul. Menurut Erdogan, pembunuhan itu direncanakan dengan persiapan yang sangat matang, melibatkan beberapa tim yang datang secara berurutan ke Istanbul.
ADVERTISEMENT
Berbicara di atas mimbar gedung parlemen, di hadapan para anggota dewan di Ankara, Selasa (23/10), ini adalah pengungkapan paling detail dari Turki soal pembunuhan Khashoggi. Erdogan mengatakan, rincian pembunuhan "dengan cara yang sadis" ini adalah hasil kerja keras dan penyelidikan kepolisian dan intelijen Turki.
"Intelijen dan institusi keamanan punya bukti yang menunjukkan pembunuhan ini terencana," kata Erdogan, seperti dikutip Reuters.
Menurut Erdogan, rencana pembunuhan jurnalis pengkritik Kerajaan Saudi itu dilakukan sejak 28 September lalu. Ketika itu, pada pukul 11.50, Khashoggi mendatangi Konsulat Saudi untuk mengurus surat pernikahannya dengan Hatice Cengiz, wanita Turki. Khashoggi lantas berjanji datang lagi pada 2 Oktober untuk melanjutkan pengurusan surat-surat itu.
"Informasi itu lalu diberikan kepada tim yang merencanakan pembunuhan jurnalis itu. Ini adalah tahapan pertama dari perencanaan pembunuhan," kata Erdogan.
Tiga tim pembunuh
ADVERTISEMENT
Ada tiga pembunuh Khashoggi yang datang bergantian, kata Erdogan. Tim pertama terdiri dari tiga orang datang ke Istanbul dari Riyadh dengan pesawat komersial pada Senin, 1 Oktober, pukul 16.30 sehari sebelum eksekusi Khashoggi dilakukan. Mereka ke hotel dan ke Konsulat Saudi.
Di hari yang sama, kata Erdogan, tim beranggotakan pegawai Konsulat Saudi berkendara ke hutan Belgrad di Istanbul, dan Yalova, provinsi sekitar 55 km selatan Ankara. Diduga mereka mencari tempat untuk membuang mayat Khashoggi . Tempat ini jugalah yang telah disisir oleh polisi Turki.
Dua tim lainnya datang bergantian setelahnya, terdiri dari tiga dan sembilan orang, sejak 2 Oktober dini hari, sekitar pukul 1.45. Di antara sembilan orang yang datang ada para jenderal dan seorang ahli forensik.
ADVERTISEMENT
"Total tim ini ada 15 orang. Dari pukul 9.50 hingga 11.00 mereka berdatangan ke Konsulat dan bertemu di sana," kata Erdogan.
"Hal pertama yang mereka lakukan adalah membuang hard disk dan kamera di Konsulat," lanjut dia lagi. Hal ini jugalah yang menyebabkan Saudi tidak bisa memberikan rekaman kamera pengawas.
Pada pukul 11.50, Khashoggi menerima telepon dari Konsulat untuk mengkonfirmasikan kehadirannya. Erdogan mengatakan, Khashoggi baru terbang dari London ke Istanbul hari itu, dan berjalan kaki masuk ke Konsulat pada pukul 13.08. Setelah itu tidak ada kabar lagi dari dia.
"Pada pukul 17.50, tunangan Khashoggi menelepon aparat, mengatakan Khashoggi ditahan di Konsulat dan hal buruk bisa terjadi kepadanya," kata Erdogan.
Polisi Turki lantas melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan awal itu disimpulkan, Khashoggi tidak pernah meninggalkan Konsulat. Di hari yang sama, ke-15 orang tersangka bergantian meninggalkan Istanbul menuju Riyadh.
ADVERTISEMENT
"Salah satu orang menyamar menjadi Jamal Khashoggi dengan pakaian, kacamata, dan jenggotnya. Dia juga pergi setelah tengah malam ke Riyadh," kata Erdogan.
Pembunuhan sadis
Erdogan tidak menyebutkan bagaimana Khashoggi dibunuh, dia hanya mengatakan "dengan cara yang sadis". Dia juga tidak menyebutkan soal rekaman suara di dalam Konsulat yang disebut-sebut di berbagai media.
Sebelumnya Khashoggi disebut dimutilasi. Sementara Saudi mengatakan Khashoggi tewas dalam perkelahian di Konsulat.
Hingga saat ini jenazah Khashoggi tidak diketahui rimbanya. Saudi menangkap 18 orang terkait kasus ini dan memecat lima pejabat tinggi. Sebagian yang tertangkap adalah para pengawal pribadi Putra Mahkota Pangera Mohammed bin Salman (MbS).
Erdogan tidak menyebut keterlibatan MbS dalam hal ini, namun dia mengatakan mereka yang bertanggung jawab dan jadi otak dalam peristiwa ini harus segera diadili, tidak peduli pangkat dan jabatannya.
ADVERTISEMENT
"(Pelakunya) dari pangkat tinggi hingga rendah akan terungkap, dan akan mendapatkan hukuman yang pantas," tegas dia lagi.
"Penyelidikan independen harus dilakukan. Ini adalah pembunuhan bermotifkan politik," lanjut dia.