Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Eros Djarot: Presiden Sumber Masalah, Boneka Besar Pengusaha
2 Maret 2024 19:11 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Politikus Senior sekaligus budayawan, Eros Djarot mengatakan, presiden Jokowi adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kondisi politik nasional saat ini.
ADVERTISEMENT
Eros menyebut, presiden adalah sosok yang harusnya menjadi sumber solusi bagi sebuah masalah, bukan sebaliknya.
"Yang kita sedang hadapi hari ini, menurut saya Pak Sudirman [Said] nanti tolong dikoreksi. Dia [Jokowi] adalah masalahnya, the source of problem, sehingga kalau kita membahas terlalu pakai kalimat enggak jelas, rakyat kasihan enggak ngerti karena menurut saya yang harus didudukkan kembali," ujar Eros dalam diskusi 'Rethinking Indonesia: Pemilu Terburuk dalam Sejarah Indonesia, Akankah kita Terpuruk' di Hotel Grand Dhika, Jaksel, Sabtu (2/3).
Ia menilai, rakyat saat ini hanya difokuskan pada persoalan pemilu. Dibuat seolah-olah bahwa jika sudah pemilu maka demokrasi sudah berjalan.
Padahal, ada masalah lain yang bisa saja timbul setelah ini. Misalnya soal runtuhnya demokrasi dan menurunnya peradaban di Indonesia karena proses Pilpres yang menerabas etika.
"Jadi pemilu itu dibuat hanya untuk window saja, yang sebetulnya untuk mempertahankan yang selama ini penguasa Indonesia. Pak Jokowi kan mungkin hanya CEO-nya, tapikan komisarisnya ada. Udah kayak negara ini sudah jadi agak berubah dikit kan kalau sekarang itu kan orang-orang tuh naga apa, naga apa, para konglomerat itu komisarisnya," terang Eros.
ADVERTISEMENT
Soal pengusaha ini, Eros Djarot sempat menyinggung nama Boy Thohir. Boy Thohir memang sempat mengumpulkan pengusaha dan mempertemukan dengan Prabowo Subianto jelang pencoblosan.
"Bagaimana seorang Boy Thohir, kalau enggak salah dia bilang katakan 1 persennya, menguasai 70-80%. So, itu kan kita sudah harus memaknai lebih dalam, bahwa siapa pun yang menang, so sir you make have it kan begitu katanya, but let us possesif, Ini kan ngeri, gaya mafia itu," tutur Eros Djarot.
"Memang ada jadi komisaris, tapi CEO ada dalam situ. Ini menjadi yang serius. Jadi saya pikir yang menang tetap saja ya toh, boneka besar saja. The real power is not in Jokowi's hand. Kita saja terjebak karena buzzer membesarnya, menggelembungkan seolah-olah raksasa besar. Tapi pompa kan di belakang," ucap dia.
ADVERTISEMENT