Erupsi Gunung Merapi: Hujan Abu hingga Boyolali-Klaten, 30 Km Jauhnya

21 Januari 2024 18:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Rabu (17/1/2024). Foto: BPPTKG
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Rabu (17/1/2024). Foto: BPPTKG
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat erupsi Gunung Merapi diiringi hujan abu sejauh 30 kilometer (km).
ADVERTISEMENT
Erupsi itu terjadi pada pukul 13.55 WIB, Minggu (21/1).
"Hujan abu itu Boyolali-Klaten, mungkin jaraknya sampai radius 30-an km ada kali ya," kata Kepala BPPTKG Agus Budi saat dihubungi, Minggu (21/1).
Menurut Agus, angin memang sedang kencang ke arah timur.
Agus menjelaskan, Gunung Merapi memang terus-menerus menyuplai magma. Hujan mempengaruhinya.
"Kemudian dengan adanya curah hujan yang tinggi memicu keluarnya suplai magma tu ke permukaan, membentuk awan panas yang terjadi seperti beberapa hari ini," katanya.
Sejauh ini, status Gunung Merapi akan terus Siaga—status ini ditetapkan sejak 5 November 2020. Apakah akan ada peningkatan?
"Sepertinya enggak ya karena jarak luncur awan panas yang sejauh ini terjadi masih di dalam daerah potensi bahaya. Kalau itu sudah diperkirakan akan melebihi potensi bahaya dan akan berdampak ke permukiman, baru kami evaluasi," ujar Agus.
ADVERTISEMENT

9 Kali Aktivitas

Agus menjelaskan, aktivitas Gunung Merapi seperti pertumbuhan kubah lava, guguran awan panas sesekali, hingga peningkatan suplai magma yang ketika keluar mengakibatkan awan panas, sudah terjadi 9 kali belakangan ini.
"Pertama itu 27 Januari 2021 itu yang pertama. Kemudian yang sebelum ini 8 Desember 2023. Totalnya 9 kali dan ini sudah menjadi kebiasaan Merapi dalam tiga tahun ini dan yang penting jarak luncur dari awan panas ini tidak membahayakan penduduk di permukiman," kata Agus.
"Masyarakat tidak perlu khawatir hujan abu. Cukup antisipasi akibat sesaatnya, misalnya gangguan pernapasan diantisipasi dengan masker, kemudian melindungi diri dengan menutup tubuh menggunakan topi dan segala macamnya," ujar Agus.