Esai Foto: Bertahan di Tengah Ganasnya Limbah Cikarang

11 Desember 2021 11:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 5 Maret 2022 21:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mandi - Seorang warga yang tinggal di bantaran kali mandi menggunakan air yang ada di Kali Cilemahabang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Diketahui para warga yang tinggal di bantaran kali, sejak lama telah menggunakan air tersebut untuk kegiatan cuci mencuci hingga mandi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mandi - Seorang warga yang tinggal di bantaran kali mandi menggunakan air yang ada di Kali Cilemahabang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Diketahui para warga yang tinggal di bantaran kali, sejak lama telah menggunakan air tersebut untuk kegiatan cuci mencuci hingga mandi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Industrialisasi di Indonesia tumbuh sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi beberapa tahun terakhir. Kementerian Perindustrian mencatat ada 135 kawasan industri dengan luas 65.532 hektare yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satu yang terbesar adalah Kawasan Industri Jababeka yang terletak di Cikarang, Jawa Barat, dengan lebih dari 1.000 pabrik.
Meski sudah ada regulasinya, tak bisa dipungkiri keberadaan pabrik-pabrik tersebut telah menimbulkan masalah lingkungan. Salah satunya Kali Cilemahabang yang mengalir di sekitar kawasan industri di Cikarang adalah contohnya.
Kali Tercemar - Tampilan air di Kali Cilemahabang yang telah berubah warna. Kali tersebut selain digunakan untuk kegiatan mencuci, juga menjadi tempat bermain anak-anak yang tinggal di bantaran kali. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Berenang di Air Limbah - Seorang anak berenang di dalam Kali Cilemahabang yang airnya tampak menghitam. Anak-anak yang tinggal di sekitar bantaran kali terpaksa tetap bermain air di kali meskipun tampilan warna air yang telah tercampur limbah. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Bermain di Kali - Potret seorang anak bermain di aliran Kali Cilemahabang. Karena limbah industri, Kali Cilemahabang jadi berbau dan berwarna hitam. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ninik Suratni, 59, menjadi salah satu warga sekitar kawasan industri yang merasakan dampak masalah lingkungan tersebut. Bertahun-tahun Ninik dan keluarganya hidup dengan kesulitan air bersih sehingga memaksanya menggunakan air kali tersebut untuk kebutuhan hidupnya.
Ninik sadar dirinya hidup di lingkungan yang tidak layak, tapi kendala finansial menjadi alasan utama mereka tetap bertahan hidup di sana.
Jauh sebelum megahnya kawasan industri di Cikarang berdiri, ia sekeluarga telah menapaki tanah di bantaran kali tersebut. Air di Kali Cilemahabang awalnya tak berbau dan tidak berwarna hitam. Petaka tiba ketika pembangunan kawasan industri semakin dikebut. Seiring berjalannya waktu kawasan industri di Cikarang menjadi semakin megah.
Tertelan Sampah - Seorang warga sekitar Kawasan Industri Cikarang, Cikarang Utara, kelelahan ketika membersihkan timbunan sampah di salah satu aliran Kali Cilemahabang, Cikarang Utara. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Memancing di Kali yang Kotor - Sejumlah warga memancing di aliran Kali Rasmi di Cikarang Utara yang juga terimbas limbah industri. Kali Rasmi terletak tidak jauh dari aliran kali Cilemahabang dan juga lokasi para warga memancing ikan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pembangunan yang masif namun tidak memiliki tempat pembuangan limbah yang benar membuat masyarakat yang tinggal di bantaran kali di kawasan tersebut menjadi korban kemajuan kota.
Kali Cilemahabang menjadi tempat pembuangan limbah pabrik (limbah bahan berbahaya beracun) dan rumah tangga (sisa makanan, sampah plastik, sisa sanitasi). Kali juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan industri (mandi, cuci, kakus). Dan itu telah mencapai ambang batas keamanan yang berbahaya.
Angsa di Kali Limbah - Potret kawanan angsa di Kali Cilemahabang, Cikarang Utara, yang telah terkontaminasi limbah industri. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Cuci Pakaian di Kali Tercemar - Sejumlah warga memanfaatkan air Kali Cilemahabang yang tercemar untuk mencuci pakaian. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sadar bahwa air menjadi bagian penting dalam menjalani hidup, Ninik dan ratusan warga akhirnya sepakat melapor kepada pihak berwenang. Respons selalu ada, para petugas selalu datang sekadar melihat tapi air hitam dan berbau masih tidak kunjung hilang.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga yang tinggal di bantaran Kali Cilemahabang harus menguras kocek lebih dalam lagi. Terkadang, mereka terpaksa membeli air bersih dari pedagang.
Air Kali yang Kotor - Seorang anak menunjukkan tampilan air dari tempat biasa ia berenang di Kali Cilemahabang, Cikarang Utara. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Antre Air Bersih - Warga mengantre air bersih yang diberikan BPBD Kabupaten Bekasi bagi mereka yang kesulitan air bersih. Tidak lama semenjak isu limbah mencemari kali, BPBD bertindak dengan membagikan air bersih. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Angkat Air Bersih - Seorang pria mengangkut air bersih untuk digunakan sehari-hari menggunakan tempat cat bekas. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Namun tak sedikit juga yang harus terpaksa menggunakan air kali yang hitam dan berbau. Sebab, rata-rata penghasilan mereka habis hanya untuk makan dan minum saja.
Kini, Ninik dan ratusan keluarga lainnya hanya bisa menunggu air yang ada di kali tersebut menjadi seperti dulu kembali.
***