news-card-video
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Esai Foto: Mengelola Food Waste Demi Lingkungan

22 Maret 2025 12:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Spanduk informasi: Seorang pekerja melintas dengan latar belakang spanduk bertuliskan "Bijak Kelola Sampah Mulai dari Rumah" di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Spanduk informasi: Seorang pekerja melintas dengan latar belakang spanduk bertuliskan "Bijak Kelola Sampah Mulai dari Rumah" di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Food waste bukan hanya soal membuang makanan yang masih layak konsumsi. Namun juga bisa menimbulkan dampak buruk pada lingkungan.
Sampah makanan dan sayur: Pekerja mengoperasikan alat berat untuk memindahkan sampah sisa makanan dan sayur ke truk di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sampah makanan dan sayur: Pekerja mengoperasikan alat berat untuk memindahkan sampah sisa makanan dan sayur ke truk di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Sampah makanan itu bakal berujung di TPA. Food waste yang menumpuk bisa menghasilkan gas metana dan karbon dioksida yang tidak sehat untuk bumi. Berdasarkan data dari World Resources Institute (WRI), emisi gas rumah kaca dari sampah makanan menyumbang 8% dari emisi global.
Kaus pekerja: Pekerja dari Food Cycle mengenakan kaus bertuliskan "Zero Hunger Hero" saat mengantarkan sayur yang telah disortir di Jakarta. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah makanan terbesar di dunia. Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara dengan jumlah limbah sampah makanan terbesar mencapai 147 juta ton sepanjang 2024.
Penyortiran makanan: Pekerja dari Scholars of Sustenance (SOS) Indonesia menyortir makanan berlebih yang didapat dari salah satu hotel di Jakarta. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Sisa makanan menjadi penyumbang sampah makanan terbanyak di Provinsi DKI Jakarta. Sebanyak 1,57 juta ton sampah sisa makanan atau 49,87% dari 3,14 juta ton total timbulan sampah tahun 2023 DKI Jakarta.
Mengangkut sayuran: Pekerja dari Food Cycle membawa hasil sayuran yang telah disortir di Jakarta. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mewajibkan hotel, restoran, dan kafe (horeka) untuk mengurangi dan mengolah sampah makanan secara mandiri tanpa mengirimkannya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Mengambil makanan: Dua pekerja Scholars of Sustenance (SOS) Indonesia mendorong troli berisikan makanan berlebih yang didapat dari salah satu hotel di Jakarta. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
"Food waste menyumbang lebih dari 50 persen dari total sampah kota. Jika kita dapat mengelola food waste dengan baik, maka setengah dari permasalahan pengelolaan sampah kota dapat terselesaikan," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta.
Masak makanan: Seorang petugas Yayasan menghangatkan makanan yang telah dibagikan oleh Scholars of Sustenance (SOS) Indonesia di Yayasan Al Islah, Matraman, Jakarta. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Pengolahan sampah makanan dengan berbagai metode ramah lingkungan sudah dikenalkan oleh pegiat pengurangan sampah di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Peracikan makanan: Seorang petugas meracik makanan untuk dibagikan kepada lansia di Yayasan Al Islah Barokah, Matraman, Jakarta. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Layaknya organisasi yang berfokus pada penyelamatan makanan berlebih seperti Food Cycle dan Scholars of Sustenance (SOS) Indonesia. Kedua organisasi itu memiliki tujuan yang sama yaitu tidak ada lagi makanan yang terbuang menjadi sampah dengan melalukan pendistribusiannya kepada orang yang membutuhkan.
Deretan rantang: Sejumlah rantang berisikan makanan untuk dibagikan kepada lansia di Yayasan Al Islah, Matraman, Jakarta. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Food Cycle dan SOS Indonesia mendapatkan donasi makanan berlebih dari hotel-hotel, pusat perbelanjaan, distributor makanan, pabrik, dan restoran. Nantinya makanan berlebih tersebut dipilih dan disalurkan ke sekolah serta yayasan yang membutuhkan.
Membawa rantang berisikan makanan: Sejumlah lansia membawa rantang berisikan makanan di Yayasan Al Islah Barokah, Matraman, Jakarta. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Makanan berlebih yang didapat tersebut tetap harus melalui tahap kualifikasi dengan melakukan pemeriksaan aroma, tampilan tekstur, serta rasa agar memastikan makanan tidak basi atau masih layak dikonsumsi.
Mengantarkan makanan: Pekerja Scholars of Sustenance (SOS) Indonesia, Iwan (42) membawa makanan yang telah disortir dari salah satu hotel di Jakarta. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Saat proses pengambilan, makanan-makanan ini masih dalam kondisi yang baik. Karena sebelum diambil, makanan-makanan itu disimpan di dalam ruangan pendingin agar makanan tersebut masih tetap awet. Makanan-makanan seperti nasi goreng, ayam teriyaki, roti, dan nasi putih disortir lalu disalurkan.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nantinya makanan-makanan tersebut disalurkan kepada yayasan dan sekolah yang membutuhkan. Sebelum disantap makanan-makanan ini dihangatkan terlebih dahulu setelah disalurkan oleh para petugas dengan diantarkan menggunakan truk freezer agar kehigienisan makanan tetap terjaga.
Menyantap makanan: Sejumlah siswa menyantap makanan di LKSA Alifya Jakarta, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Fundraising and Operation Manager SOS Jakarta Morra Lovreza berharap dengan adanya kegiatan ini pencemaran lingkungan akibat sampah makanan dapat menurun. Serta dengan mudahnya mendapatkan makanan bergizi dapat menciptakan generasi pintar dan berkualitas.
Menunjukkan makanan: Seorang siswa menunjukkan makanan yang siap untuk dihidangkan di LKSA Alifya Jakarta, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
“Semakin berkembang kesadaran masyarakat untuk tidak membuang makanan, lingkungan semakin terjaga dan ke depannya bisa mewujudkan dunia "Zero Hunger" tegasnya.