Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Food waste bukan hanya soal membuang makanan yang masih layak konsumsi. Namun juga bisa menimbulkan dampak buruk pada lingkungan.

Sampah makanan itu bakal berujung di TPA. Food waste yang menumpuk bisa menghasilkan gas metana dan karbon dioksida yang tidak sehat untuk bumi. Berdasarkan data dari World Resources Institute (WRI), emisi gas rumah kaca dari sampah makanan menyumbang 8% dari emisi global.
Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah makanan terbesar di dunia. Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara dengan jumlah limbah sampah makanan terbesar mencapai 147 juta ton sepanjang 2024.
Sisa makanan menjadi penyumbang sampah makanan terbanyak di Provinsi DKI Jakarta. Sebanyak 1,57 juta ton sampah sisa makanan atau 49,87% dari 3,14 juta ton total timbulan sampah tahun 2023 DKI Jakarta.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mewajibkan hotel, restoran, dan kafe (horeka) untuk mengurangi dan mengolah sampah makanan secara mandiri tanpa mengirimkannya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Food waste menyumbang lebih dari 50 persen dari total sampah kota. Jika kita dapat mengelola food waste dengan baik, maka setengah dari permasalahan pengelolaan sampah kota dapat terselesaikan," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta.
Pengolahan sampah makanan dengan berbagai metode ramah lingkungan sudah dikenalkan oleh pegiat pengurangan sampah di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Layaknya organisasi yang berfokus pada penyelamatan makanan berlebih seperti Food Cycle dan Scholars of Sustenance (SOS) Indonesia. Kedua organisasi itu memiliki tujuan yang sama yaitu tidak ada lagi makanan yang terbuang menjadi sampah dengan melalukan pendistribusiannya kepada orang yang membutuhkan.
Food Cycle dan SOS Indonesia mendapatkan donasi makanan berlebih dari hotel-hotel, pusat perbelanjaan, distributor makanan, pabrik, dan restoran. Nantinya makanan berlebih tersebut dipilih dan disalurkan ke sekolah serta yayasan yang membutuhkan.
Makanan berlebih yang didapat tersebut tetap harus melalui tahap kualifikasi dengan melakukan pemeriksaan aroma, tampilan tekstur, serta rasa agar memastikan makanan tidak basi atau masih layak dikonsumsi.
Saat proses pengambilan, makanan-makanan ini masih dalam kondisi yang baik. Karena sebelum diambil, makanan-makanan itu disimpan di dalam ruangan pendingin agar makanan tersebut masih tetap awet. Makanan-makanan seperti nasi goreng, ayam teriyaki, roti, dan nasi putih disortir lalu disalurkan.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nantinya makanan-makanan tersebut disalurkan kepada yayasan dan sekolah yang membutuhkan. Sebelum disantap makanan-makanan ini dihangatkan terlebih dahulu setelah disalurkan oleh para petugas dengan diantarkan menggunakan truk freezer agar kehigienisan makanan tetap terjaga.
Fundraising and Operation Manager SOS Jakarta Morra Lovreza berharap dengan adanya kegiatan ini pencemaran lingkungan akibat sampah makanan dapat menurun. Serta dengan mudahnya mendapatkan makanan bergizi dapat menciptakan generasi pintar dan berkualitas.
“Semakin berkembang kesadaran masyarakat untuk tidak membuang makanan, lingkungan semakin terjaga dan ke depannya bisa mewujudkan dunia "Zero Hunger" tegasnya.