Esai Foto: Menjaga Eksistensi Wayang Potehi Peninggalan Tionghoa Abad ke-16

18 Februari 2025 17:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertunjukan Wayang Potehi: Penampilan wayang potehi oleh komunitas Rumah Cinta Wayang. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pertunjukan Wayang Potehi: Penampilan wayang potehi oleh komunitas Rumah Cinta Wayang. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Di zaman yang serba modern ini, kehadiran Wayang Potehi kurang populer di kalangan anak muda, eksistensinya pun sudah hampir tidak diketahui oleh banyak orang.
Karakter Wayang: Aset wayang potehi milik komunitas Rumah Cinwa. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Karakter Wayang: Aset wayang potehi milik komunitas Rumah Cinwa. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Wayang Potehi merupakan seni teater boneka tangan yang dibawa oleh para perantau Tionghoa pada abad ke-16 lalu.
Karakter Wayang: Aset wayang potehi milik komunitas Rumah Cinwa. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Seiring dengan semakin banyaknya pendatang Tionghoa yang bermukim di Indonesia saat itu, wayang Potehi pun akhirnya berkembang di Jawa hingga saat ini.
Proses Latihan: Suasana latihan komunitas Rumah Cinwa. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Salah satu yang menjaga keberadaan wayang Potehi saat ini adalah komunitas Rumah Cinwa yang memiliki misi untuk mengenalkan kembali dan mempopulerkan wayang ini agar tetap menjadi eksis.
Proses Latihan: Dalang komunitas Rumah Cinwa saat latihan pentas. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Selain untuk menjaga eksistensi wayang Potehi, Rumah Cinwa ini juga ingin menjaga sebuah kebinekaan yang ada di dalam wayang Potehi yang tidak pandang bulu terhadap agama, budaya, dan bahasa.
Pendiri Cinwa: Wayang potehi berbentuk pendiri komunitas Rumah Cinwa Dwi Woro Retno Mastuti. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Komunitas Rumah Cinwa ini berdiri sejak 2014 yang didirikan oleh seorang akademisi yang berprofesi sebagai dosen Sastra Jawa yang bernama Dwi Woro Retno Mastuti.
Proses Latihan: Suasana latihan komunitas Rumah Cinwa. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Adapun Komunitas Rumah Cinwa ini merupakan singkatan dari Rumah Cina Jawa atau Rumah Cinta Wayang yang memiliki sanggar di Depok, Jawa Barat.
Pertunjukan Wayang Potehi: Anggota pemusik komunitas Rumah Cinwa saat tampil. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Komunitas ini pun memiliki anggota yang didominasi oleh para Gen Z dan anak muda yang terdiri dari dalang, pemusik dan penulis naskah.
Pertunjukan Wayang Potehi: Dalang komunitas Rumah Cinwa menyiapkan wayang potehi dan naskah. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Biasanya, cerita yang ditampilkan pada wayang Potehi selalu bercerita tentang sejarah klasik China.
Pertunjukan Wayang Potehi: Komunitas Rumah Cinwa saat tampil di hadapan para penonton. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Tetapi karena di Rumah Cinwa ini didominasi oleh anak muda, cara mereka berkarya pun terus berkembang dengan mengangkat cerita-cerita terkini yang berkaitan dengan apa yang sedang ramai dibicarakan oleh anak muda saat ini.
Pertunjukan Wayang Potehi: Penampilan wayang potehi oleh komunitas Rumah Cinwa. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan