Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Esai Foto: Menjaga Hutan Sumber Kehidupan Suku Moi di Sorong
19 Januari 2025 10:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
"Tanah ulayat terjaga, masyarakat sejahtera", sepenggal kalimat itu mencerminkan idealisme seluruh masyarakat Suku Moi di Kampung Malasigi, Distrik Klayili, Kabupaten Sorong, Papua Barat .
Nilai itu teramat penting bagi generasi mereka di tengah ancaman alih fungsi lahan hutan Balempe yang menjadi sumber kehidupan selama bertahun-tahun, bahkan berabad-abad.
Suku Moi yang terdiri dari 15 kepala keluarga di Kampung Malasigi tersebut pada tahun 2020 mencanangkan hutan Balempe sebagai sumber utama penghasilan. Mereka pun berjuang agar bisa mendapatkan pengakuan dari pemerintah untuk mengelola hutan kampung itu.
Usaha mereka tidak sia-sia, pada 2023 legitimasi pun diperoleh melalui Surat Keputusan Pengelolaan Hutan Kampung Nomor SK.8557/MENLHK- PSKL/PKPS/PSL.0/8/2023. Surat Keputusan itu diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo yang saat itu berkunjung ke Papua Barat.
Pengakuan tersebut menjadi angin segar bagi warga yang menghuni kampung seluas 1.750 hektar itu dalam mempertahankan hutan. Mereka kini berhak penuh dalam mengelola kawasan hutan kampung.
Keanekaragaman hayati beserta keindahan alam hutan tersebut berpadu dengan budaya masyarakat suku Moi yang terus dijaga sehingga menjadi daya tarik sebagai kampung wisata dan mampu menarik turis untuk berkunjung.
ADVERTISEMENT
Kampung Malasigi memiliki daya tarik alam berupa tutupan hutan alami dengan kontur pepohonan yang rindang sebagai habitat burung-burung endemik Papua, termasuk Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisea minor).
Tak hanya keindahan flora dan fauna, tradisi masyarakat yang selalu ramah dengan para pengunjung juga menambah daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke kampung itu.
Pengelolaan Kampung Malasigi sebagai destinasi wisata terus dilakukan melalui promosi dan penataan kawasan agar semakin menarik kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara. Upaya itupun didukung pemerintah, organisasi non profit dan perusahaan turut berkontribusi untuk keberlanjutan lingkungan.
Perubahan Kampung Malasigi menjadi ekowisata unggulan di Kabupaten Sorong menyimpan sebuah kisah menarik.
ADVERTISEMENT
Bermula dari seorang warga asli suku Moi Kampung Malasigi bernama Riki Ricardo Fami belajar dari Absolom Dominggus Kalami yang sudah lebih dulu membuat kampung ekowisata di Kampung Wisata Malagufuk, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.
Proses pembelajaran ini yang menjadi bekal untuk meyakinkan masyarakat kampungnya bisa mengandalkan ekowisata sebagai pengahasilan utamanya dengan cara menjaga hutan sebagaimana yang selalu diajarkan oleh para leluhurnya.
Di tengah tekanan investasi berbasis lahan, masyarakat adat di Kampung Malasigi masih tetap berjuang melindungi hutan untuk menjaga keseimbangan kehidupan karena bagi mereka, hutan merupakan sumber penghidupan dan titipan leluhur.
ADVERTISEMENT