Esai Foto: Perahu Eretan, Si Tua yang Masih Jadi Primadona di Cilincing

7 Februari 2023 8:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eretan Cilincing- Suasana penyeberangan perahu getek di Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Eretan Cilincing- Suasana penyeberangan perahu getek di Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Perkembangan transportasi di Jakarta yang semakin pesat tak membuat alat transportasi tradisional kalah bersaing dengan moda transportasi yang lebih modern.
Naik Perahu Getek- Sepeda motor menaiki perahu getek di Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Perahu Eretan di Cilincing misalnya, yang merupakan alat transportasi penyeberangan yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan masih efektif digunakan sampai sekarang, untuk warga menyeberangi sungai.
Naik Perahu Getek- Sepeda motor menaiki perahu getek di Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Perahu Eretan di Jakarta telah melewati masa transformasi alat transportasi tradisional ke transportasi modern. Trem bertransformasi menjadi KRL, MRT dan LRT; bemo bertransformasi menjadi oplet, lalu kini menjadi Mikrotrans; dan bus Metromini dan Kopaja kini digantikan dengan bus Transjakarta.
Tarik Getek- Nana (24) berusaha menarik perahu getek. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Warga sekitar biasa menyebut perahu eretan itu 'perahu getek', sebagai primadona bagi para pengendara motor karena banyaknya jarak yang terpangkas jika menyeberang menggunakan eretan.
"Kalo lewat sini jadi deket, gak usah muter jauh," kata warga saat menyeberang.
Penarik Getek- Bubuh (48) berpose di sela bekerja sebagai penarik perahu getek. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Foto-foto eretan tersebut diambil di Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara. Terdapat puluhan perahu eretan di sepanjang sungai di antara pabrik dan pemukiman warga. Perahu Eretan tersebut beroperasi 24 jam, dengan ongkos menyeberang seribu atau dua ribu rupiah.
Penarik Getek- Danu (24) berpose di tempat istirahat yang berada di atas penyebrangan getek. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Danu (24), menarik eretan dari jam 6 pagi hingga 6 sore, lalu dilanjut Bubuh (48) berjaga malam, dari 6 sore hingga 6 pagi. Dalam seharinya, satu titik penyeberangan perahu eretan bisa menghasilkan Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta.
Penarik Getek- Nana (24) berpose di sela bekerja sebagai penarik perahu getek. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Danu dan Bubuh menjadi dua orang di antara banyak penarik eretan di kawasan tersebut, dalam satu shift-nya mereka digaji Rp 80 ribu.
"Memang gajinya gak terlalu gede, tapi biasanya kalo saya ada butuh biaya besar seperti untuk sekolah anak atau pengobatan keluarga yang sakit, bos membiayai itu dan tak perlu mengganti uangnya," ujar Bubuh.
Menyeberangi Sungai- Bubuh (48), menarik penyebrangan getek saat shift malam. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Kendaraan-kendaraan terus diproduksi, pembelian kendaraan tak dibatasi. Hal itu menjadi dua dari banyak faktor Jakarta semakin macet. Perahu Eretan menjadi solusi bagi warga pengguna kendaraan memangkas waktu serta jarak perjalanan dan juga menjadi lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
Aktivitas Pekerja- Bubuh (48) menyeduh kopi saat shift malam menarik penyebrangan getek. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Aktivitas Pekerja- Gofal (24) bermain game online di sela bekerja menarik penyeberangan getek. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Aktivitas Pekerja- Danu (24), beristirahat usai seharian menarik perahu getek. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Eretan Cilincing- Suasana penyeberangan perahu getek di Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Hitung Uang- Nana (24), menghitung uang hasil shift pagi. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tangan Pekerja Getek- Kondisi telapak tangan Nana yang mengeras karena setiap hari menarik penyebrangan getek. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan