Evakuasi KRI Nanggala: Kapal Singapura dan Malaysia Pulang, Kapal China Beraksi

5 Mei 2021 11:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Awak Swift Rescue milik AL Singapura tabur bunga untuk KRI Nanggala sebelum kembali ke negaranya, 30 April 2021. Foto: Facebook. AL Singapura
zoom-in-whitePerbesar
Awak Swift Rescue milik AL Singapura tabur bunga untuk KRI Nanggala sebelum kembali ke negaranya, 30 April 2021. Foto: Facebook. AL Singapura
ADVERTISEMENT
MV Swift Rescue, kapal milik Angkatan Laut Singapura, telah menyelesaikan tugasnya mencari kapal selam KRI Nanggala di kedalaman Laut Bali.
ADVERTISEMENT
Kapal penyelamat kapal selam seharga nyaris Rp 6 triliun ini berjasa dalam mengambil citra serpihan KRI Nanggala yang berada di kedalaman 835 meter.
Semula, posisi serpihan besar KRI Nanggala ditangkap oleh sonar KRI Rigel milik TNI AL. Karena robot Remotely Operated Vehicle (ROV) KRI Rigel tidak bisa menjangkau lebih 800 meter, maka dikirimlah ROV milik Swift Rescue yang memiliki jangkauan lebih dalam untuk mengambil gambar.
Bagian kapal KRI Nanggala 402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Dari rekaman ROV Swift Rescue , dipastikan benda besar yang terdeteksi sonar KRI Rigel itu merupakan KRI Nanggala. Kapal terbelah menjadi tiga bagian. Ditemukan juga berbagai serpihan lainnya seperti kemudi dan baju keselamatan (suit rescue).
Berdasar data inilah Panglima TNI pada 25 April 2021 menyatakan bahwa KRI Nanggala tenggelam dan 53 awaknya gugur.
Awak Swift Rescue milik AL Singapura mengheningkan cipta untuk KRI Nanggala sebelum kembali ke negaranya, 30 April 2021. Foto: Facebook. AL Singapura

Awak Swift Rescue Tabur Bunga untuk KRI Nanggala

Pada Jumat, 30 April 2021, Swift Rescue kembali ke negaranya. Sembari berlayar, awak Swift Rescue memberikan penghormatan terakhir kepada kru KRI Nanggala. Mereka mengheningkan cipta dan tabur bunga.
ADVERTISEMENT
“Operasi pencarian KRI Nanggala telah berakhir. Saat MV Swift Rescue berangkat dari Selat Bali untuk pulang, kami berdiri dalam solidaritas dengan TNI AL dan mengenang 53 awak kapal selam yang hilang di laut,” tulis Angkatan Laut Singapura di akun medsosnya.
402, fair winds and following seas on your eternal patrol,” lanjutnya.
Awak Swift Rescue milik AL Singapura mengheningkan cipta untuk KRI Nanggala sebelum kembali ke negaranya, 30 April 2021. Foto: Facebook. AL Singapura

MV Mega Bakti Pulang ke Malaysia

Tak hanya Swift Rescue, kapal penyelamat kapal selam milik AL Malaysia, MV Mega Bakti, juga telah kembali ke negaranya. MV Mega Bakti tiba di basisnya di Pangkalan Kota Kinabalu pada Selasa, 4 Mei 2021.
“Tim Operasi Mencari & Menyelamat Kapal Selam TLDM bersama MV MEGA BAKTI selamat tiba di Tambatan Pangkalan Kota Kinabalu selesai Operasi SAR KRI NANGGALA 402,” tulis akun Twitter Korps Kapal Selam AL Malaysia.
ADVERTISEMENT
Setiba di pangkalan, semua awak menjalani tes COVID-19.
MV Mega Bakti telah tiba di Malaysia setelah terlibat operasi pencarian KRI Nanggala. Foto: RMN Subforce

Kapal China Datang

ADVERTISEMENT
Kepulangan kapal Singapura dan Malaysia beriringan dengan kedatangan kapal salvage dari Angkatan Laut (PLA Navy) China. Dua kapal China, yaitu PRC Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195 dan PRC Navy Ocean Salvage dan Rescue Yong Xing Dao-863 tiba di perairan Bali pada Minggu (2/5).
Mereka disambut KRI Layang-635 dengan ucapan selamat datang serta ucapan terima kasih atas bantuannya melalui alat komunikasi.
Pusat Penerangan TNI AL pada Senin (3/5) menyatakan, dukungan PLA Navy kepada Indonesia ini berawal tawaran Duta Besar China untuk Indonesia kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai bentuk bantuan kemanusiaan dari pihak China untuk proses evakuasi KRI Nanggala-402, berupa kapal salvage.
ADVERTISEMENT
Tawaran bantuan kemanusiaan ini disambut dengan senang hati pemerintah Indonesia.
Dua kapal China tersebut adalah:
Kedatangan dua kapal dari China yang akan membantu evakuasi kapal selam KRI Nanggala-402. Foto: Dinas Penerangan Angkatan Laut

Kapal China Punya Kapal Selam Mini

Kapal China juga memiliki teknologi kapal selam mini yang dapat menyelam hingga kedalaman 1.000 meter di bawah permukaan laut.
"Dari (kapal) China ini ada kapal survei yang dilengkapi dengan kapal selam mini yang bisa mencapai kedalaman 1.000 meter lebih di laut Bali, kan tenggelamnya pada kedalaman 838 meter, nanti kemungkinan kapal ini dioperasikan," ujar Asrena KSAL Laksamana Muda TNI Muhammad Ali dalam konferensi pers, Selasa (4/5).
Asrena Laksda Muhammad Ali memberikan keterangan pers terkait KRI Nanggala-402. Foto: Youtube/TNI ANGKATAN LAUT
Meski ada bantuan kapal dari negara sahabat, tapi bukan berarti mengangkat badan KRI Nanggala langsung bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Untuk mengangkat agak sulit karena menempelkan pengait dengan barang yang akan diangkat itu butuh tangan, butuh tangan, bisa penyelam, bisa robot. Kalau penyelam harus pakai baju khusus untuk bisa sampai kedalaman segitu, ini agak sulit mungkin akan dibantu dengan robot untuk pemasangan," ucap Ali.
KRI Rigel terlibat dalam operasi SAR KRI Nanggala Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Robot bawah laut atau 'Remotely Operated Vehicle (ROV)' milik KRI Rigel Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Karena keterbatasan tersebut, kata Ali, untuk saat ini tim evakuasi tetap melanjutkan proses pengangkatan terhadap bagian-bagian kecil dari tubuh KRI Nanggala.
"Sampai saat ini mungkin bagian kecil saja yang bisa diangkat tapi bagian besar belum, tapi kita akan update lagi terakhir seperti apa apakah sudah bisa namun upaya ini terus dilakukan," ungkap Ali.
Sejumlah kapal milik TNI AL terlibat dalam operasi tersebut. "KRI Rigel, KRI Soputan, tugboat gitu Kapal Tunda Samudera dan beberapa kapal lagi untuk pengamanan," kata Ali.
ADVERTISEMENT
****
Saksikan video menarik di bawah ini: