Evaluasi PPKM Darurat: Bali Jadi Provinsi dengan Kepatuhan Prokes Tertinggi

14 Juli 2021 17:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi desa wisata di Bali Foto: Dok. Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi desa wisata di Bali Foto: Dok. Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelaksanaan PPKM Darurat di Jawa-Bali sejak 3 Juli lalu ini ternyata masih belum membuat sebagian besar masyarakatnya patuh terhadap protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data analisis monitoring protokol kesehatan yang dihimpun oleh Satgas penanganan COVID-19, dari ketujuh provinsi yang tengah diterapkan PPKM Darurat tersebut dalam seminggu terakhir masih harus ditingkatkan lagi kepatuhannya.
Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19 Dr. Dewi Nur Aisyah menjelaskan, analisis dari tingkat provinsi sampai ke level kelurahan/desa ini sangat berguna untuk melihat situasi yang sebenarnya terjadi di suatu wilayah. Untuk itu, peningkatan kepatuhan dapat segera diterapkan jika ditemukan daerah yang masih belum patuh.
"Ini highlight kita semua. Jadi data ada nasional, level provinsi, kecamatan,kelurahan, kita akan jauh lebih memahami apa yang saat ini terjadi," jelasnya dalam program dialog virtual Covid-19 Dalam Angka: Monitoring Kepatuhan Protokol Kesehatan dan Evaluasi Kinerja Posko PPKM Mikro, Rabu (14/7).
ADVERTISEMENT
Berikut merupakan data kepatuhan protokol kesehatan yang diperbarui pada 11 Juli 2021 dalam seminggu terakhir di 7 provinsi Jawa-Bali:
dr Dewi Nur Aisyah Foto: BNPB
DKI Jakarta
-222 dari 267 atau 83,15 persen kelurahan/desa telah melaporkan data
-20,72 persen kelurahan/desa kepatuhan menggunakan maskernya rendah
-57,2 persen kelurahan yang kepatuhan menjaga jaraknya masih rendah
Jawa Barat
-3.411 dari 5.832 atau 56,45 persen kelurahan/desa telah melaporkan data
-23,81 persen kelurahan/desa kepatuhan menggunakan maskernya rendah
-58,48 persen kepatuhan jaga jaraknya rendah
DIY
-384 dari 414 atau 92,03 persen kelurahan/desa telah melaporkan data
-13,02 persen kabupaten/desa kepatuhan menggunakan maskernya rendah
-23,44 persen kepatuhan jaga jaraknya rendah
Jawa Tengah
-1.864 dari 8.016 atau 23,35 kelurahan/desa telah melaporkan data
ADVERTISEMENT
-23 persen kabupaten/desa kepatuhan menggunakan maskernya rendah
-33,74 persen kepatuhan jaga jaraknya rendah
Jawa Timur
-4.649 dari 7.863 atau 59,12 persen kelurahan/desa telah melaporkan data
-20,77 persen kabupaten/desa kepatuhan menggunakan maskernya rendah
-25,40 persen kepatuhan jaga jaraknya rendah
Banten
-592 dari 1502 atau 40 persen kelurahan/desa telah melaporkan data
-27,19 persen kelurahan/desa kepatuhan menggunakan maskernya rendah
-34,45 persen kepatuhan jaga jaraknya rendah
Bali
-704 dari 716 atau 98,32 persen kelurahan/desa telah melaporkan data
-1,70 persen persen kelurahan/desa kepatuhan menggunakan maskernya rendah
-4,40 persen persen kepatuhan jaga jaraknya rendah
Dari data ini, disimpulkan bahwa Bali dan DIY merupakan provinsi yang tingkat pelaporan data protokol kesehatannya paling tinggi mendekati 100 persen.
Untuk penggunaan masker, Jawa Barat merupakan provinsi dengan kelurahan/desa terbanyak yang kepatuhannya rendah. Sementara yang paling sedikit adalah Bali.
ADVERTISEMENT
Terkait menjaga jarak, Jawa Barat juga jadi provinsi yang kelurahan/desanya paling banyak yang tingkat kepatuhannya rendah. Sementara Bali kembali jadi provinsi yang paling sedikit kelurahan/desa dengan kepatuhan menjaga jaraknya rendah.