Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto membantah klaim capres nomor urut 01 Joko Widodo soal kepemilikan 51 persen saham Freeport. Menurut Prabowo, meski Indonesia sudah memiliki saham sebanyak itu, keuntungan terbesar tetap milik Freeport.
ADVERTISEMENT
“Soal Freeport, ya memang sudah sesuai kontrak itu harus jatuh ke kita. Tapi Bapak sadar enggak, bahwa Freeport itu sendiri melaporkan di New York Stock Exchange bahwa benefitnya adalah 81 persen ke mereka. Jadi 51 persen saham itu mungkin ya agak etok-etok (pura-pura),” kata Prabowo di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3).
Bantahan Prabowo itu sendiri dinyatakan olehnya kala sesi debat terbuka. Dalam segmen tersebut, keduanya saling bertanya dan menjawab secara dinamis.
Lantas, benarkah klaim Prabowo tersebut?
Berdasarkan penelusuran kumparan ke website resmi Freeport-McMoRan Inc, betul bahwa Freeport mengklaim keuntungan yang jauh lebih besar dari yang diperoleh Indonesia. Dalam rilis yang diumumkan pada 21 Desember 2018, disebutkan bahwa Freeport-McMoRan Inc menikmati keuntungan sebesar 81,28 persen hingga 2022.
ADVERTISEMENT
Pernyaataan resmi dari Freeport-McMoRan itu diumumkan tepat kala Indonesia melalui PT Inalum (Persero) membayar lunas pembelian 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) senilai USD 3,85 miliar. Dana sebesar USD 3,85 miliar atau setara dengan Rp 55,8 triliun itu disetor Inalum ke Freeport McMoRan Inc (FCX) dan Rio Tinto.
“Perjanjian ini mengatur FCX dan pemegang saham PT-FI kala pra-transaksi untuk mempertahankan aturan soal pendapatan dan pembagian biaya di bawah Joint Venture. Akibatnya, kepentingan ekonomi FCX di PT-FI diperkirakan akan mendekati 81,28 persen hingga 2022. FCX akan terus mengelola operasi PT-FI,” tulis rilis tersebut.
Meski demikian, dalam kesempatan terpisah, Head of Corporate Communications and Government Relations Inalum, Rendi Witular, menegaskan bahwa pembelian saham tersebut bukan tidak menguntungkan.
ADVERTISEMENT
"Laba bersih PTFI, yang mengelola tambang dengan deposit emas terbesar di dunia, diperkirakan akan di atas USD 2 miliar di tahun 2023 hingga 2041," ucap Rendi kepada kumparan, Kamis (21/2).