Fadli: Prabowo Hanya Mengingatkan, Bukan Menghina Presiden Sebelumnya

13 April 2019 23:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon saat menjadi pembicara pada Seminar Bongkar Karut Marut DPT di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta, Selasa (26/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon saat menjadi pembicara pada Seminar Bongkar Karut Marut DPT di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta, Selasa (26/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Fadli Zon, meluruskan pernyataan Prabowo saat debat. Dalam debat kelima, Prabowo menyatakan bahwa kondisi ekonomi yang buruk di Indonesia saat ini tak hanya disebabkan oleh Jokowi, melainkan presiden-presiden sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Fadli, Prabowo hanya mengingatkan dan tidak bermaksud menghina. Fadli menilai Prabowo justru telah menaruh penghargaan tertingginya pada pemimpin terdahulu.
“Yang tadi disampaikan oleh Prabowo itu, kan, secara garis besar mengingatkan, bukan menafikan apa yang menjadi achievement, yang kalau menjadi prestasi dan achievement, ya, sudah kita akui,” kata Fadli saat ditemui usai debat pilpres di Hotel Sultan, Sabtu (13/4).
“Saya kira semangat kita adalah meneruskan apa yang baik dari semua presiden-presiden, itu sebetulnya yang ingin disampaikan Prabowo,” sambungnya lagi.
Fadli meminta agar ucapan Prabowo tidak disalahartikan sebagai kritik menyerang presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Umum Partai Demokrat yang masuk dalam koalisi Prabowo-Sandi. Jangan sampai, kata Fadli, hal ini jadi merusak hubungan koalisi partai.
Kedua pasangan capres dan cawapres bersalaman usai Debat Final Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
“Saya kira maksudnya itu, bukan seperti itu, jadi tak perlu disalahartikan, ya,” kata Fadli.
ADVERTISEMENT
Menurut Fadli, kalimat Prabowo juga dimaksudkan untuk mengingatkan kembali arah serta tujuan pembangunan ekonomi Indonesia. “Ekonomi kita itu jadi kepentingan nasional, bukan untuk kepentingan orang asing atau segelintir orang, tapi untuk kepentingan rakyat, itu intinya,” ujar Fadli.
“Saya kira itu yang ingin diingatkan oleh Prabowo dan mungkin dalam perjalanan bangsa kita ada yang menyimpang, dari situ ada yang liberal, ada yang terlalu kapitalistik,” imbuhnya.
Fadli optimistis dengan jawaban dan penampilan Prabowo-Sandi pada debat malam ini. Dia yakin, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan paslon 02 itu akan membawa kemenangan pada pemilu mendatang.
“Saya kira apa yang disampaikan oleh Prabowo dan Sandiaga Uno sangat optimis, insyallah 17 April (pencoblosan) kita akan mempunyai presiden dan wakil presiden baru, yaitu Prabowo dan Sandi,” tutup Fadli.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, saat berdebat dengan Jokowi-Ma'ruf Amin, Prabowo sempat mengkritik kebijakan impor di pemerintahan Jokowi. Prabowo menilai, seharusnya Jokowi melakukan industrialisasi dan hilirisasi besar-besaran, bukannya membuka keran impor dan membangun infrastruktur besar-besaran.
"Justru di sini letak masalah, di mana saya singgung bahwa ekonomi kita salah arah, bahwa terjadi deindustrialisasi dan terjadi tidak adanya strategi yang dijalankan oleh pemerintah. Tadi niat Pak Jokowi bagus, tapi Pak Jokowi sudah berkuasa 4,5 tahun, kenapa mengizinkan impor? Petani hancur," kata Prabowo.
Prabowo mengaku ia tidak sepenuhnya menyalahkan Jokowi soal kebijakan impor. Prabowo mengatakan, ada kesalahan dari presiden pendahulu Jokowi yang menyebabkan Indonesia harus impor.
"Terus terang saja, ini kesalahan besar, kesalahan besar, kesalahan presiden-presiden sebelum bapak, saya tidak menyalahkan Pak Jokowi. Ini masalah kesalahan kita sebagai bangsa dan sudah berjalan belasan bahkan puluhan tahun dan kita harus berani mengoreksi diri, kita harus contoh seperti RRC dalam 40 tahun, dia hilangkan kemiskinan, 40 tahun. Kita harus contoh, berani belajar dari yang hebat. Saya tidak salahkan bapak, ini kesalahan kita semua," ucapnya.
ADVERTISEMENT