Fadli soal Jokowi ke Natuna: RI Makin Tak Berwibawa Jika Tak Berdampak

8 Januari 2020 17:11 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon di acara Reuni 212 di Monas, Jakarta Pusat. Foto: Andesta Herli/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon di acara Reuni 212 di Monas, Jakarta Pusat. Foto: Andesta Herli/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Fadli Zon berkomentar terkait kunjungan Presiden Jokowi ke Kabupaten Natuna hari ini, Rabu (8/1). Sebagaimana diketahui, Natuna belakangan memanas akibat kapal China memasuki perairan tersebut.
ADVERTISEMENT
Fadli berharap, kunjungan Jokowi itu memberikan dampak positif.
"Cuma kan apakah bisa dianggap mempunyai efek deterrence (efek gentar) apa tidak, kalau dianggap tidak, menurut saya ini membuat kita justru semakin tidak berwibawa," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/1).
Presiden Jokowi saat di atas KRI Usman Harun di Puslabuh TNI AL di Selat Lampa, Kawasan kepulauan Natuna. Foto: Presidential Palace/Agus Suprapto
"Kunjungan seorang Presiden ke wilayah yang dianggap merupakan wilayah yang disengketakan, harusnya mempunyai dampak luas, yang besar, dan harusnya berwibawa," tambahnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, posisi Natuna sudah jelas. Bahwa Indonesia tidak mengakui sembilan garis putus atau nine dash line yang diklaim China di perairan Natuna.
Menurut Fadli, tindakan Indonesia saat ini tinggal menegakkan hukum di Natuna dengan mengerahkan kekuatan kita yang ada di sana seperti patroli dari aparat terkait.
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) 2019-2024, Fadli Zon. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
"Jadi menurut saya satu-satunya cara adalah membuat kekuatan di sana mengerahkan kapal-kapal kita di sana," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Anggota Komisi I itu menantikan dampak dari kunjungan Jokowi ke Natuna itu. Fadli penasaran apakah masih ada yang mencuri ikan atau tidak usai kunjungan tersebut.
"Ya kita lihat nanti dampaknya beberapa waktu ke depan, kalau ternyata masih ada kapal-kapal yang terus melintas batas tidak pada tempatnya, secara ilegal, berarti kunjungan itu kan dianggap tidak ada oleh mereka," pungkas Fadli.