Fadli Zon Beberkan Bukti PKI Dalang Gerakan 30 September 1965

1 Oktober 2020 16:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Politikus Gerindra, Fadli Zon, kembali meyakinkan publik bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan dalang Gerakan 30 September (G30S) 1965.
ADVERTISEMENT
Fadli menguatkan klaimnya dengan menunjukkan surat kabar sezaman (sumber primer), yakni koran resmi PKI, Harian Rakjat, terbitan 2 Oktober 1965.
Saat itu, Harian Rakjat memuat tajuk besar "Letkol Untung, Komandan Bataljon 'Tjakrabirawa' menjelamatkan Presiden dan RI dari kup Dewan Djendral." Di sub judulnya, Harian Rakjat memuat: "Gerakan 30 September se-mata2 gerakan dalama AD."
Laman tersebut terbit sehari setelah peristiwa pembunuhan 6 jenderal TNI AD dan 1 perwira pada 30 September 1965, tepatnya 1 Oktober 1965 dini hari. Menurut Fadli, tajuk tersebut membuktikan bahwa PKI mendalangi peristiwa tersebut.
"Kita lihat juga di sini, harian yang dipimpin oleh Njoto, tokoh PKI, dalam editorialnya, sangat mendukung Gerakan 30S. Jadi memang Gerakan 30 September ini, dalangnya jelas adalah PKI," ujar Fadli Zon dalam akun Youtubenya, Selasa (29/9).
ADVERTISEMENT
Cek video lengkapnya:
Fadli juga menyinggung kartun yang muncul di bagian bawah halaman koran tersebut. Fadli menilai, kartun itu menggambarkan seorang jenderal yang dihabisi.
"Dan kalau kita lihat jelas di sini, kartun-kartunnya bahkan di sini ada gambar jenderal yang sedang ditonjok oleh Gerakan 30S, di belakangnya seolah-olah ada Amerika, jadi dia (PKI) sangat mendukung pembunuhan para jenderal tersebut," tutur Fadli yang juga doktor sejarah UI ini.
"...Dan ini sebenarnya kudeta PKI 1965. PKI memfitnah, ada dewan jenderal, kemudian fitnah itu mereka jadikan justifikasi legitimasi untuk membunuh para jenderal itu mengambil-alih kekuasaan. Dan bukti-buktinya terlalu banyak bahwa PKI itu pada peristiwa ini melakukan kudeta. Tahun 1948 juga tahun 1965," ungkapnya.
Fadli Zon. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selain itu, Fadli menyoroti kalimat lainnya. Yakni soal 'Situasi ibu kota pertiwi dalam keadaan hamil tua'.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini adalah salah satu bukti kudeta dari dalang berbagai peristiwa itu dan tidak benar kalau itu dikatakan sebagai konflik internal AD, atau kudeta merangkak Soeharto seperti yang didengung-dengungkan oleh beberapa kalangan," ungkapnya.
Memahami Editorial Harian Rakjat versi Sejarawan
Padahal, sejauh ini, para sejarawan sepakat belum ada bukti kuat siapa dalang peristiwa G30S 1965. Setidaknya terdapat lima versi dalang gerakan tersebut, yaitu PKI, Soekarno, Soeharto, CIA, dan konflik internal TNI AD. Belum ada yang bisa memastikan, sementara Fadli Zon sudah mengeklaim.
Terkait editorial Harian Rakjat yang disinggung Fadli, Sejarawan University of British Columbia, Vancaouver, Kanada, John Roosa, memiliki pandangan tersendiri berdasarkan risetnya.
Dalam bukunya, "Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto", Roosa menilai PKI memang sangat mendukung G30S. Sebab, ada sebuah kutipan dalam koran itu yang bertuliskan: G30S adalah usaha terpuji untuk menyelamatkan presiden dan merupakan urusan intern Angkatan Darat.
ADVERTISEMENT
Menurut Harian Rakjat yang dikutip Roosa, G30S murni terjadi karena adanya konflik internal TNI AD. Begini bunyi kutipan korannya:
"Kita Rakjat memahami betul apa jang dikemukakan oleh Letkol Untung dalam melakukan gerakannja jang patriotik itu. Tetapi bagaimanapun djuga persoalan tsb. adalah persoalan intern AS. Tetapi kita Rakjat jang sedar akan poliyik dan tugas2 revolusi menjakini akan benarnja tindakan jang dilakukan oleh Gerakan 30 September untuk menjelamatkan revolusi dan Rakjat."
Fadli Zon klaim bukti PKI dalang G30S. Foto: Youtube: Fadli Zon Official
Sebagai catatan, pembunuhan jenderal itu dikomandoi oleh Letkol Untung sebagai Komandan Batalyon I Tjakrabirawa.
Menurut Rossa, bahasa dalam penggalan koran tersebut multitafsir. Kata "bagaimanapun djuga" yang diartikan sebagai dukungan PKI terhadap G30S, tidak berarti partai terlibat di dalamnya.
Intinya, menurut Roosa, meski mendukung G30S, bukan berarti PKI terlibat. Apalagi, Harian Rakjat berulang kali menyinggung konflik intern TNI AD.
ADVERTISEMENT
Sejarawan Benedict Anderson dan Ruth McVey menduga AD sudah merebut kantor Harian Rakjat pada 1 Oktober 1965 malam hari. "Ketika itu, militer sudah mencurigai, bahwa PKI punya peranan tertentu di dalam G30S," tutur Roosa dalam bukunya.
Menurut Wahyudi, eks anggota redaksi Harian Rakjat, pada pukul 23.00 WIB, segerombolan tentara datang ke kantornya dan menuntut Harian Rakjat ditutup. Wahyudi dan redaksi menolak.
Eks wartawan Harian Rakjat, Aleida, menyebut, naskah yang mendukung G30S itu sudah dikirim ke kantornya pada 1 Oktober sekitar pukul 21.00.
Fadli Zon klaim bukti PKI dalang G30S. Foto: Youtube: Fadli Zon Official
Aleida tidak tahu apakah artikel tersebut terbit sesudah atau sebelum tentara datang. Biasanya, deadline naskah sekitar pukul 23.00, dan surat kabar selesai dicetak pukul 1 atau 2 dini hari.
ADVERTISEMENT
"Jika Harian Rakjat mengikuti pola biasa pada Jumat malam itu, militer kemungkinan sudah datang tepat saat edisi Sabtu sedang diedit dan diset," tutur Roosa merujuk Aleida.
Namun, pertanyaan tentang keputusan PKI yang menyatakan dukungan terhadap G30S belum terjawab.