Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fadli Zon Ingin Temui Mbah Moen, Klarifikasi Puisi 'Doa Yang Ditukar'
17 Februari 2019 9:21 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon berniat bertemu dengan KH Maimoen Zubair untuk mengklarifikasi polemik puisi yang dibuatnya berjudulnya 'Doa Yang Ditukar'.
ADVERTISEMENT
"Dalam waktu dekat Insyaallah saya mungkin akan bersilaturahim ke KH Maimoen Zubair. Meskipun puisi saya sekali lagi tidak pernah ditujukan untuk beliau, sebagai salah satu aktor politik saya ingin meminta maaf karena kontestasi politik yang terjadi saat ini mungkin telah membuat beliau dan keluarga menjadi tidak nyaman akibat gorengan orang-orang yang tak bertanggung jawab," kata Fadli dalam keterangan yang diterima kumparan, Minggu (17/2).
Fadli mengaku sangat menghormati ulama yang akrab disapa Mbah Moen. Fadli menyebut beberapa kali sempat bertemu dengan sesepuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tesebut. Menurutnya, Mbah Moen merupakan ulama yang baik, santun dan ramah.
"Saya difitnah sebagai telah menyerang KH Maimoen Zubair melalui puisi tersebut. Tuduhan tersebut sangat tidak masuk akal, mengingat saya sangat menghormati KH Maimoen Zubair dan keluarganya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"KH Maimoen Zubair, baik sebagai ulama, maupun sebagai pribadi yang santun dan ramah. Beberapa kali saya bertemu dengan beliau. Beberapa di antaranya kebetulan bahkan bertemu di tanah suci Makkah, di pesantren Syekh Ahmad bin Muhammad Alawy Al Maliki, di Rusaifah, " ujarnya.
Puisi tersebut diunggah Fadli pada 3 Februari 2019 di akun twitternya. Beberapa kalangan, khususnya lawan politik Fadli menilai, puisi tersebut ditujukan untuk Mbah Moen yang sebelumnya kepeleset lidah menyebut nama Prabowo alih-alih Jokowi yang duduk di sampingnya saat sedang memimpin doa.
Salah satu pihak yang mengecam puisi karangan Fadli adalah putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid, yang mempertanyakan apakah puisi itu merujuk pada Mbah Moen.
ADVERTISEMENT
"Siapa bandar? Siapa pembisik? Siapa kacung makelar? Bukan 'Kau'," kata Alisa dalam kolom komentar.
Berikut penggalan puisi karangan Fadli yang kemudian dipermasalahkan:
"Doa yang sakral, kenapa kau tukar
Direvisi sang bandar
Dibisiki sang kacung makelar
Skenarionya berantakan bubar
Pertunjukan dagelan vulgar."