Fadli Zon: Jika Prabowo Menang, Sejarah Indonesia Akan Ditulis Ulang

12 Februari 2019 18:30 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon saat ditemui di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng. Foto: Andreas RIcky Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon saat ditemui di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng. Foto: Andreas RIcky Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam diskusi di Rumah Seknas (Sekretariat Nasional) Prabowo-Sandi, sejarawan Ridwan Saidi menyinggung sedikitnya kata peradaban yang disinggung Prabowo dalam tiap kesempatan di muka umum. Ia merasa, tidak hanya ekonomi yang harus dibenahi jika nanti pasangan Prabowo-Sandi terpilih, tapi juga peradaban.
ADVERTISEMENT
Mendengar hal tersebut, Wakil ketua DPR, yang juga politisi pendukung Prabowo-Sandi, Fadli Zon menyebut Prabowo akan meluruskan kembali sejarah Indonesia.
“Mengenai peradaban, Bang Ridwan, kalau sudah jadi presiden, kita harus tulis ulang sejarah kita,” kata Fadli, usai diskusi di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (12/2).
Fadli menilai sejarah Indonesia sejauh ini masih ditulis oleh Kolonial Belanda. Hal tersebut, menurutnya, mengkerdilkan posisi bangsa Indonesia di mata dunia. Menurutnya, bangsa Indonesia sudah memiliki peradaban manusia sejak 30 ribu tahun sampai 40 ribu tahun silam.
“Kita ini peradaban sudah tua. Homo Spaiens itu 30-40 ribu tahun lalu. Jadi manusia beradab, sudah ada jauh sebelum nabi-nabi. Lukisan Gua Maros, Sulawesi, lebih tua daripada lukisan manusia gua di Prancis Selatan,” kata Fadli.
ADVERTISEMENT
Namun Fadli tidak menyinggung sampai sejauh apa pelurusan sejarah ini akan dilakukan. Ia hanya menitik beratkan kepada penemuan kembali sejarah yang telah hilang, agar bangsa Indonesia terlihat gagah di mata dunia.
“Ini re-discovery history, ini harus kita dudukkan, supaya bangsa kita tidak dianggap bangsa baru. Ini dari jaman purba kita sudah, sehingga, kita yakin kita gagah di mata dunia bukan bangsa kemarin sore,” tutup Fadli.