Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Fadli Zon Minta Buku SD yang Sebut Yerusalem Ibu Kota Israel Ditarik
13 Desember 2017 12:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Sebuah buku pelajaran sekolah dasar (SD) terbitan Yudistira membuat geger Tanah Air. Pasalnya, dalam buku IPS tersebut ada tulisan yang menyebut Yerusalem adalah Ibu Kota Israel.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Plt Ketua DPR RI, Fadli Zon, meminta agar buku itu ditarik dari peredaran. Fadli juga mengkritik pengawasan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Saya kita itu kurang pengawasan. Saya kira buku tersebut harus dikoreksi, ditarik karena inikan nanti akan menimbulkan kontroversi di masyarakat," kata Fadli kepada wartawan, di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Rabu (13/12).
"Seharusnya ada yang bertanggung jawab, bukan hanya menerbitkan buku saja. Soal kenapa buku ini bisa lolos," lanjut dia.
Fadli menegaskan salah memberikan nama pada ibu kota suatu negara saja bisa sangat fatal. Apalagi menuliskan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
"Menyebut salah ibu kota saja di negara lain bisa salah, apalagi nanti ini di negara yang kontrovesial dan masih ada proses perundingan perdamaian soal Israel," ucap Fadli Zon.
ADVERTISEMENT
Soal tulisan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel berada di halaman 64 buku IPS terbitan Yudistira. Saat ini kesalahan penulisan juga sudah menyebar ke media sosial.
Yerusalem sendiri baru diakui sebagai Ibu Kota Israel oleh Amerika Serikat. Saat itu, Presiden AS, Donald Trump, menyebut, pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel adalah untuk mengakhiri perang berkepanjangan antara Palestina dan Israel.
Padahal Yerusalem masih masuk ke dalam wilayah Palestina. Selain mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Trump juga memerintahkan agar Kedutaan Besar AS di Tel Aviv dipindah ke Yerusalem.