Fadli Zon Semprot Kemenaker Terima 500 TKA China: Negara Ini Milik Siapa?

30 April 2020 14:44 WIB
comment
32
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenaga kerja asing (TKA) beraktivitas di salah satu perusahaan pertambangan di Konawe, Sulawesi Tenggara (15/12). Foto: ANTARA FOTO/Jojon
zoom-in-whitePerbesar
Tenaga kerja asing (TKA) beraktivitas di salah satu perusahaan pertambangan di Konawe, Sulawesi Tenggara (15/12). Foto: ANTARA FOTO/Jojon
ADVERTISEMENT
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) membenarkan telah menyetujui Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) 500 TKA China ke Sulawesi Tenggara, di tengah pandemi corona.
ADVERTISEMENT
Padahal, Gubernur Sultra, Ali Mazi, bersama DPRD tegas menolak rencana kedatangan 500 TKA tersebut, di saat Indonesia sedang berperang melawan COVID-19.
Anggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR, Fadli Zon, menilai sangat ironis melihat fakta rencana kedatangan 500 TKA China yang akan dipekerjakan di dua perusahaan yaitu PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel.
"Ironis ketika PHK banyak terjadi, malah ada yang datangkan TKA Cina. Negeri ini milik siapa?," kata Fadli Zon kepada kumparan, Kamis (30/4).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu tegas mendukung sikap Gubernur Sultra dan jajaran DPRD yang juga tegas menolak kedatangan TKA Cina itu. Sebab, Cina adalah negara awal penyebaran COVID-19.
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Saya mendukung sikap Gubernur dan DPRD yang menolak kedatangan TKA Cina ini. Karena musim pandemi global dan sumbernya Cina," tutur Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen itu.
ADVERTISEMENT
Fadli Zon meminta pemerintah tegas membatasi penyebaran virus dengan cara menolak kedatangan TKA maupun WNA dari luar. Lagi pula, soal pekerja, banyak orang Indonesia yang kompeten dan membutuhkan.
"Kita pun sedang membatasi penyebaran virus. Harusnya prioritaskan buruh lokal yang perlu pekerjaan," protes Fadli.
Berikut isi lengkap surat Kemenaker terkait TKA asal China:
--------------------------
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.