Fadli Zon Sindir Baliho Puan: Tak Sesuai KBBI dan Tak Sensitif Pandemi

5 Agustus 2021 20:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baliho Puan Maharani di salah satu ruas jalan di Kota Mamuju, Sulawesi Barat. Foto: Adi Pallawalino/SulbarKini
zoom-in-whitePerbesar
Baliho Puan Maharani di salah satu ruas jalan di Kota Mamuju, Sulawesi Barat. Foto: Adi Pallawalino/SulbarKini
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menyindir maraknya baliho Ketua DPR Puan Maharani di sejumlah daerah dengan pesan 'Kepak Sayap Kebhinnekaan'.
ADVERTISEMENT
Sindiran Fadli tersebut awalnya diungkapkan lewat akun Twitter pribadinya pada Senin (2/8).
"Mari gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar apalagi dalam bentuk baliho besar yang terpampang ke seantero negeri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang benar itu “kebinekaan” bukan “kebhinnekaan”. Tapi kelihatannya semua baliho sudah dipajang. Sekadar koreksi," tulis Fadli.
Kepada kumparan, Fadli menjelaskan sebenarnya tak melarang adanya baliho-baliho yang terpasang di sejumlah tempat.
Hanya saja, dia menilai pesan yang tertulis dalam baliho tersebut tidak relevan. Dia menyarankan agar lebih baik menuliskan pesan-pesan yang berkaitan dengan penanganan pandemi COVID-19.
"Ya itu kan sebenarnya hak masing-masing, hak setiap orang untuk mempromosikan dirinya untuk menampilkan dirinya di mata publik. Dari semua parpol ada. Tapi memang di situ kan disebut juga sebagai Ketua DPR," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Kemudian, ya, harusnya lebih sensitif, ya. Harusnya saran-saran dan anjuran itu lebih banyak urusannya dengan menghadapi pandemi gitu atau event-event terkait Idul Fitri dan lain-lain," tambahnya.
Fadli Zon klaim bukti PKI dalang G30S. Foto: Youtube: Fadli Zon Official
Di sisi lain, Fadli menyoroti pesan dalam baliho yang tertulis kata 'Kebhinekaan'. Padahal, seharusnya yang tepat adalah 'Kebinekaan' berdasarkan KBBI.
"Tapi kalau kemarin yang saya kritik 'Kepak Sayap Kebhinekaan'. Selain kata, ya, itu yang namanya cuitan ya spontan itu secara KBBI itu kata itu salah," ujarnya.
Dalam KBBI, penulisan yang tepat adalah 'bineka' artinya beragam atau 'kebinekaan' artinya keberagaman. Sementara jika merujuk semboyan bangsa, Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut Fadli, kata Bhinneka di semboyan itu tak bisa berdiri tunggal. Artinya, harus disambungkan dengan Bhinneka Tunggal Ika yang menjunjung nilai persatuan dalam keberagaman.
ADVERTISEMENT
Sementara Puan menuliskan 'Kebhinnekaan' yang tidak sesuai dengan KBBI (kebinekaan), juga bukan semboyan bangsa karena memenggal dan mengubah dari 'Bhinneka Tunggal Ika'.
"Secara substansi harusnya Bhinneka itu tidak pernah bisa lepas dari Bhinneka Tunggal Ika. Jadi Bhinneka itu artinya keberagaman, berbeda-beda. Jadi jangan tonjolkan keberagaman atau perbedaan. Itu yang harus ditonjolkan adalah persatuan di dalam keberagaman itu," pungkasnya.