Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fadli Zon soal Dolar AS Tembus Rp 14.700: Bisa Picu Krisis Moneter
31 Agustus 2018 2:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menembus Rp 14.700 pada Kamis (20/7). Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengaku khawatir dengan kondisi tersebut lantaran melemahnya nilai tukar rupiah dapat memicu krisis moneter.
ADVERTISEMENT
"Saya kira ini warning, suatu bahaya jangan dianggap enteng. Apalagi depresiasi rupiah ini biasanya merupakan pemicu dari sebuah krisis moneter," ujar Fadli usai rapat internal pengurus DPP dan DPD Gerindra terkait Pilpres 2019 di kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (30/8).
Fadli mengatakan krisis moneter dapat terjadi apabila pemerintah terus menumpuk utang dan tak bisa membayar saat jatuh tempo. Posisi itu, dinilai Fadli sangat berbahaya.
"Swasta yang meminjam anggaran, utang dan sebagainya, kemudian jatuh tempo enggak bisa membayar karena beratnya kurs ya, begitu juga pembayaran dari utang pemerintah yang jatuh tempo dan seterusnya saya kira ini sangat berbahaya," kata pria yang juga menjabat Waketum Gerindra itu.
ADVERTISEMENT
Dia mendorong pemerintah dapat berpikir lebih untuk mengatasi pelemahan rupiah. "Pemerintah harus berpikir ekstra mengatasi ini. Sepertinya jatuhnya rupiah ini tidak ada daya, harusnya dari tim ekonomi pemerintah sekarang ini memikirkan bagaimana bisa menahan laju dari depresiasi rupiah kepada dolar Amerika," ucapnya.
Di kesempatan yang sama, bakal cawapres Sandiaga Uno juga merasa khawatir dengan pelemahan nilai tukar rupiah tersebut. Sebab menurutnya kondisi itu dapat berdampak terhadap harga bahan pokok.
Pelemahan nilai tukar rupiah itu juga dibahas Sandi dengan bakal capres Prabowo Subianto. "Saya menyampaikan bahwa kekhawatiran masyarakat akan naiknya harga bahan pokok karena dipicu oleh nilai tukar rupiah yang melemah. Ini yang perlu kita sikapi dan kita tidak ingin semakin berat beban bagi masyarakat, jadi ini yang patut kita sampaikan keprihatinan kita dan kekhawatiran kita," ucap Sandi.
ADVERTISEMENT