Faheem Younus Ungkap 5 Faktor Corona di Indonesia Turun, Ingatkan Tetap Waspada

1 September 2021 11:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Faheem Younus, MD. Foto: Twitter/@FaheemYounus
zoom-in-whitePerbesar
dr Faheem Younus, MD. Foto: Twitter/@FaheemYounus
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dokter spesialis penyakit menular University of Maryland Upper Chesapeake Health AS, Dr Faheem Younus, mengapresiasi penurunan kasus corona di Indonesia. Faheem mengungkap, ada 5 faktor yang menyebabkan hal itu terjadi.
ADVERTISEMENT
Faheem selama ini dikenal sebagai ahli yang kerap menaruh perhatian terhadap situasi pandemi di Indonesia. Dengan mencuit hal-hal terkait situasi atau isu pandemi dengan bahasa Indonesia.
"Mengapa kasus COVID di Indonesia menurun? Beberapa faktor berkontribusi: PPKM, masker, vaksinasi, pengujian rendah, kekebalan COVID pada orang yang sudah sembuh" cuit Faheem di akun Twitternya, dikutip Rabu (1/9).
Namun Faheem mengingatkan pemerintah dan masyarakat Indonesia jangan gegabah. Tetap tingkatkan vaksinasi dan selalu disiplin.
"Tingkatkan kecepatan vaksinasi atau kasus akan meningkat lagi di daerah baru. Jangan ikuti AS," tutur dia.
Penanganan pandemi corona di Indonesia terus mengalami perbaikan. Per 31 Agustus, kasus aktif nasional telah mengalami penurunan di bawah 200 ribu menjadi 196.281 kasus.
ADVERTISEMENT
Pencapaian ini tentu merupakan hal yang perlu disambut positif. Menurut Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, kasus aktif di Indonesia kini telah berada di bawah persentase dunia yang mencapai lebih dari 8%.
"Persentase kasus aktif di Indonesia yang sempat meningkat melebihi angka dunia pada bulan Juli 2021 saat ini telah menurun. Per tanggal 29 Agustus, persentase kasus aktif di Indonesia yaitu 5,34% sudah berada di bawah dunia yang kasus aktifnya sebesar 8,56%," kata Wiku dalam keterangan pers secara virtual, Selasa (31/8).
Kasus aktif nasional yang berada di bawah rata-rata dunia ini juga ternyata masih jauh berada di bawah negara-negara seperti Amerika Serikat dan juga Inggris yang berada di atas 15%.
ADVERTISEMENT