Fahri Hamzah: Dulu Anies Didukung Biar Partai Tak Hilang, Kini ia Tak Diperlukan

12 Agustus 2024 16:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah saat diwawancarai wartawan di Gelora Media Center, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (12/8/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah saat diwawancarai wartawan di Gelora Media Center, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (12/8/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menyoroti Anies Baswedan yang diisukan gagal maju Pilkada 2024 karena tak dapat dukungan parpol. Menurutnya, sejak Pilpres 2024, bila ada parpol dukung Anies, pasti ada tujuan tertentu.
ADVERTISEMENT
"Dulu orang mungkin ada perlu popularitas. Saya mengatakan, saya tuduh, partai-partai yang mengambil Anies Baswedan dulu itu dalam rangka bertahan supaya partainya enggak hilang. Dia ambil itu limpahan suara kanan untuk partai mereka," ujar Fahri Hamzah kepada wartawan di Gelora Media Center, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (12/8).
Ia menambahkan, saat ini Anies tak diperlukan lagi bagi partai. Sebab, dinamika yang ada di Pilgub Jakarta tentu berbeda dengan Pilpres 2024.
Fahri pun mendorong parpol bertobat bila memandang calon hanya untuk tujuan tertentu.
Anies Baswedan setelah kunjungannya ke Kampung Elektro pada Kamis (8/8/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
"Nah ini introspeksilah bareng-bareng. Kalau kita mah sudah tahu dari awal akan begini, gitu loh. Mudah-mudahan pada tobat," tuturnya.
Ia juga membantah adanya narasi-narasi penjegalan Anies maju di Pilgub Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Nggak ada. Ini soal pragmatisme di dalam pemilihan tiket saja," ungkap Fahri.
Fahri juga mengatakan, sistem tiket untuk Pilgub Jakarta perlu ditata dengan baik. Mulai dari apa dasar pencalonan seseorang untuk maju di Pilkada 2024.
"Sebenarnya dasar dari pencalonan orang itu apa sih? Popularitas atau kaderisasi. Kalau saya mengusulkan ke depan itu, pencalonan itu dikaitkan dengan kaderisasi. Jadi bukan dengan popularitas," pungkasnya.
Paslon 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) pada kampanye akbar terakhir AMIN, di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu (10/2/2024). Foto: Dok. Istimewa
Belakangan dinamika Pilgub Jakarta begitu hangat. Anies yang tadinya didukung PKS dan NasDem, digadang bakal tak dapat tiket maju.
Sebab, PKS sudah mulai goyah dan bisa beralih dukung Ridwan Kamil bersama Koalisi Indonesia Maju. Alasan PKS, karena Anies telah melewati deadline untuk mendapat dukungan parpol lain.
Terkait deadline ini, Anies juga telah membantah.
ADVERTISEMENT
“Cuma saya kaget aja mendengar jubir-jubir PKS di media mengatakan tenggat waktu 40 hari, lalu deadline 4 Agustus sebagai deadline mencari partai lain. Mengapa kaget? Karena memang tidak pernah dibahas ya,” kata Anies dalam rekaman suara yang beredar.